Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ADB Beri Tambahan Dana Rp80 Triliun untuk Negara Miskin di Asia Pasifik

Asian Development Bank (ADB) memberikan tambahan dana sebesar Rp80 triliun untuk negara miskin dan rentan di Asia Pasifik.
Karyawan berada di dekat logo Asian Development Bank Indonesia di Jakarta, Rabu (8/4/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan berada di dekat logo Asian Development Bank Indonesia di Jakarta, Rabu (8/4/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) bersama para pendonor telah sepakat memberikan tambahan Dana Pembangunan Asia (ADF) 14 sebesar US$5 miliar atau setara dengan Rp80 triliun (kurs Rp16.000 per dolar AS) untuk mendukung negara-negara di Asia Pasifik yang miskin dan amat rentan

Selain untuk ADF, tambahan dana digunakan untuk Dana Khusus Bantuan Teknik (TASF) 8 yang menjadi program milik ADB yang disampaikan saat pertemuan tahunan ADB yang ke-57 di Georgia, Jumat (3/5/2024). 

Perlu diketahui, ADF adalah sumber hibah yang dilakukan oleh ADB setiap 4 tahun untuk membantu negara-negara berkembang yang merupakan anggota dari ADB yang termiskin dan paling rentan.

ADF 14 akan mendukung operasi hibah yang dilakukan selama 4 tahun, yakni dimulai tahun 2025 hingga 2028.

Hibah melalui ADF 14 tercatat sekitar 22% lebih tinggi dibandingkan dana ADF 13 sebesar US$4,1 miliar. Bahkan, dana ADF 14 menjadi yang terbesar diberikan kepada negara anggota ADB yang telah memenuhi persyaratan.

Hibah melalui TASF 8 akan diberikan untuk mempersiapkan proyek, membangun kapasitas, dan memberikan saran terkait teknis atau kebijakan.

Presiden ADB Masatsugu Asakawa menyampaikan hibah tersebut sangat penting dilakukan untuk memajukan kembali pembangunan serta memerangi krisis iklim.

“Hibah kini menjadi semakin penting karena negara-negara anggota ADB yang termiskin dan paling rentan berupaya membalikkan kemunduran pembangunan yang terjadi saat ini dan mengambil tindakan segera untuk memerangi krisis iklim,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (6/5/2024).

Dia juga menambahkan dengan adanya penambahan ini menjadi kelanjutan hubungan ADB dengan mitra donor ADF untuk mengatasi tantangan pembangunan yang dihadapi oleh negara-negara tersebut.

“Penambahan dana yang luar biasa ini menunjukkan kelanjutan kemitraan donor ADF dengan ADB untuk mengatasi tantangan pembangunan yang mendesak bagi mereka yang paling membutuhkan,” lanjut ujarnya.

Bantuan ADF 14 diprioritaskan untuk negara-negara berkembang yang meliputi negara dengan kepulauan kecil yang sangat rentan terhadap perubahan iklim dan negara yang terkena dampak dari konflik.

ADF 14 akan terus melaksanakan peran pentingnya guna memberikan dukungan terhadap adaptasi perubahan iklim dan pengurangan terhadap risiko bencana, bantuan yang diberikan pun kemungkinan dapat meluas ke negara yang lainnya sehingga terjalin kerja sama regional dan barang publik regional, dan aksi gender yang transformatif.

Bantuan cepat juga akan diberikan pemerintah apabila terjadi keadaan darurat melalui jendela respons krisisnya.

Negara donor baru, yakni Armenia dan Georgia berkontribusi mengucurkan dana sebesar lebih dari US$2,5 miliar atau senilai 51% dari dana bantuan tersebut.

ADB akan meningkatkan transfer pendapatan bersih secara siginifikan ke ADF, yang hanya di bawah US$1,2 miliar pada ADF 13 menjadi hampir menyentuh US$1,6 miliar pada ADF 14 atau mengalami peningkatan sebesar 35%. Sisanya, yakni US$900 juta yang terdiri dari transfer dari siklus ADF sebelumnya dan pendapatan dari investasi likuiditas.

ADB selama periode ADF 14 akan memberikan pinjaman lunak sebesar US$16,7 miliar dengan menetapkan suku bunga yang sangat rendah dan periode angsuran yang panjang.

Lebih lanjut, ADB akan mampu memberikan sebesar lebih dari US$8 dalam bentuk hibah dan pinjaman lunak dengan setiap US$1 kontribusi donor.

Sebagai informasi, ADB telah didirikan sejak tahun 1966 dengan jumlah anggota 68 negara, termasuk 49 anggota berasal dari wilayah tersebut.

Selain itu, ADB mempunyai komitmen untukmencapai Asia dan Pasifik yang sejahtera, inklusif, berketahanan, berkelanjutan, dan mempertahankan usahanya dalam memberantas kemiskinan ekstrem. (Ahmadi Yahya) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper