Bisnis.com, JAKARTA – Asian Development Bank (ADB) mengucurkan pinjaman sebesar US$500 juta atau sekitar Rp7,99 triliun (asumsi Rp15.995 per dolar AS) untuk mendukung program dalam mengurangi sampah plastik di laut.
Direktur ADB untuk Indonesia Jiro Tominaga menyampaikan bahwa keberadaan sampah plastik yang banyak di laut tidak hanya membahayakan mata pencaharian di daerah pesisir, tetapi juga mengurangi ketangguhan iklim secara keseluruhan.
“ADB senang dapat bermitra dengan Indonesia untuk mengurangi sampah laut dan sekaligus mempromosikan pengembangan ekonomi biru,” katanya melalui keterangan resmi, Jumat (24/5/2024).
Jiro menjelaskan bahwa program pengurangan sampah di laut tersebut akan fokus untuk mendukung Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut Indonesia yang bertujuan mengurangi aliran sampah plastik ke lautan hingga 70% pada 2025.
ADB mendukung berjalannya program tersebut meski Pakta Plastik Dunia (Global Plastic Treaty), prakarsa internasional yang dirancang untuk mengatasi polusi plastik melalui kesepakatan yang mengikat secara hukum, saat ini masih dinegosiasikan.
“ADB tetap tegas mendukung Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut Indonesia, dengan menargetkan pengelolaan secara holistik berbagai faktor yang berkontribusi pada pembuangan plastik ke laut,” jelas Jiro.
Baca Juga
Dia mengatakan, wilayah pesisir Indonesia merupakan wilayah yang sangat penting untuk pariwisata kelautan dan perikanan, yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian.
Namun demikian, polusi plastik yang tidak terkendali menimbulkan ancaman serius terhadap ekosistem kelautan, yang menimbulkan kerusakan hingga US$$450 juta setiap tahunnya dan mengancam pendapatan dari pariwisata yang nilainya mencapai US$$3 miliar.
Selain itu, sampah plastik di jalan air meningkatkan risiko banjir dan merusak industri perikanan serta mata pencaharian masyarakat. Polusi plastik pun mengancam kesehatan manusia melalui kontaminasi rantai pangan, terutama bagi rumah tangga berpenghasilan rendah.
Pemerintah Indonesia berkomitmen mengurangi 70% sampah plastik di laut pada 2025, melalui pengumpulan, pemrosesan, daur ulang, dan pemanfaatan kembali limbah padat, yang dilaksanakan melalui Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut.
Hingga akhir 2022, Jiro mengatakan telah terjadi penurunan 35% dari tingkat pada 2018, menunjukkan kemajuan yang baik, tetapi sekaligus memperlihatkan perlunya percepatan reformasi untuk mencapai target 70%.
Untuk diketahui, program pengurangan sampah laut menargetkan tiga bidang utama, diantaranya menangani pengelolaan limbah di hilir, melaksanakan intervensi di hulu untuk mengurangi produksi limbah plastik, dan mendukung elemen penting yang diperlukan bagi keberhasilan reformasi secara keseluruhan.