Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos Bapanas Bandingkan Ketahanan Pangan RI dan Singapura

Bapanas menegaskan, ketahanan pangan Indonesia tidak dapat disamakan dengan Singapura. Berikut ini penjelasannya.
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi memberikan paparan saat diskusi sesi ke-3 Bisnis Indonesia BUMN Forum 2024 di Jakarta, Selasa (30/4/2024). Bisnis/Arief Hermawan P
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi memberikan paparan saat diskusi sesi ke-3 Bisnis Indonesia BUMN Forum 2024 di Jakarta, Selasa (30/4/2024). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Kapala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menegaskan, ketahanan pangan Indonesia tidak dapat disamakan dengan Singapura. Sebab, Indonesia memiliki peternak dan petani, sedangkan Singapura tidak.

“Kalau di Singapura gampang, ketahanan pangan itu tinggal cari vendor beli udah, kayak supermarket nggak perlu produksi,” kata Arief usai menghadiri Bisnis Indonesia BUMN Forum 2024 di Jakarta, Selasa (30/4/2024).

Dia menyatakan, berbeda dengan Singapura, Indonesia memiliki petani dan peternak yang harus dijaga sehingga kesejahteraannya menjadi salah satu fokus pemerintah.

Hingga saat ini, Arief menyebut Kementerian Pertanian (Kementan) tengah menyiapkan dukungan baik kepada petani maupun peternak untuk meningkatkan produktifitasnya. Mulai dari menyediakan benih, penyuluh, ketersediaan pupuk, hingga memperbaiki unsur lahan.

Berbagai langkah tersebut diharapkan dapat mendorong produksi produk-produk yang dapat dikembangkan di Indonesia.

“Kita semua harus sepakat bahwa produksi dalam negeri yang bisa kita dorong, kita dorong. Nggak bisa semua ya tetapi produksi dalam negeri yang memang andalan,” ujarnya.

Perbandingan antara kedua negara sebelumnya juga sempat disinggung oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian. Kala itu, dia membandingkan harga beras antara Indonesia dan Singapura.

Meski Indonesia merupakan produsen beras, harganya justru lebih mahal dibanding Singapura. Sebab, Singapura memiliki strategi yang berbeda dalam mengelola stok beras mengingat negara ini bukan produsen beras.

“Beda mungkin sebagai bandingan seperti Singapura. Singapura adalah negara yang bukan produsen tapi negara konsumsi. Dia nggak punya pangan, nggak menghasilkan pangan apapun, semuanya impor, jadi strateginya beda,” kata Tito dalam Rapat Koordinasi Pengamanan Pasokan dan Harga Pangan Jelang Puasa dan Idulfitri, Senin (4/3/2024).

Tito menuturkan, Singapura berupaya agar harga pangan di negaranya mudah dijangkau oleh masyarakat. Tak heran jika harga pangan di negara ini terbilang murah dibandingkan Indonesia.

Strategi tersebut sayangnya tidak dapat diterapkan di Indonesia lantaran dapat merugikan petani dan produsen pangan lainnya. Sebaliknya jika harga dibiarkan terlalu tinggi, kondisi itu dapat membuat masyarakat menjerit.

“Oleh karena itu kita harus mem-balance angka inflasi kita terkendali, menyenangkan kedua-duanya, tersenyum kedua-duanya,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper