6. Belanja untuk IKN mencapai Rp72,1 Triliun
Dijelaskan juga APBN sejak sejak 2022 telah menghabiskan belanja Rp72,1 triliun untuk pembangunan IKN. Realisasi pada 2022 mencapai Rp5,5 triliun, kemudian pada 2023 mencapai Rp27 triliun, dan pada tahun ini alokasi mencapai Rp39,6 triliun. Atau secara total sejauh ini telah menyerap Rp72,1 triliun. Sementara itu, untk belanja noninfrastruktur mencapai Rp2 triliun atau 65% dari pagu Rp3,1 triliun.
“Belanja noninfrastruktur, ada Rp2 triliun dari mulai berbagai kegiatan perencanaan, koordinasi, dan penyiapan pemindahan IKN,” ungkapnya dalam Konfernsi Pers APBN Kita edisi April, Jumat (26/4/2024).
Sedangkan pada 2024, dari pagu Rp39,6 triliun pada tahun ini, dalam 3 bulan telah terserap Rp4,3 triliun atau sekitar 10,9%.
Dengan belanja jumbo pemerintah itu, progress realisasi fisik sebesar 13,5%. Mulai dari pembangunan gedung di kawasan istana negara, kawasan gedung kementerian koordinator (Kemenko), dan kementerian lain serta gedung untuk OIKN.
Infrastruktur yang pemerintah bangun menggunakan kas negara juga termasuk tower rumah susun (rusun) ASN, hankam, dan rumah tapak menteri. Selain itu, juga untuk pembangunan jalan tol IKN, jembatan, rumah sakit, dan bandara VVIP, hingga penyempurnaan kawasan untuk fasilitas air Kawasan Bendungan Sepaku Semoi, embung, dan pengendalian banjir IKN.
Baca Juga
7. Ramalan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024
Selanjutnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2024 akan mencapai 5,17% secara tahunan (year-on-year/yoy). Proyeksi Sri Mulyani tersebut hampir mendekati asumsi ekonomi makro untuk pertumbuhan ekonomi keseluruhan tahun, di level 5,2% (yoy).
“Untuk pertumbuhan ekonomi kuartal I/2024 kami perkirakan tumbuh di 5,17% jadi cukup dekat dengan asumsi makro,” tuturnya.
Lebih lanjut, Sri Mulyani menyampaikan kinerja konsumsi listrik untuk bisnis juga tercatat masih positif di 7,5% meskipun di segmen industri mengalami kontraksi. Untuk konsumsi semen setelah dalam dua bulan terakhir melonjak tinggi pertumbuhannya, pada Maret ini harus terkoreksi sebesar 1,9% “Jadi overall konsumen cukup baik namun harus waspada karena beberapa mengalami koreksi. Baik yang sifatnya koreksi karena musiman seperti ramdan dan hari raya maupun koreksi yang struktural dan jangka panjang,” jelasnya. Meski optimistis, dirinya terus waspada terhadap ekonomi Indonesia yang dipengaruhi oleh turbulensi global yang terjadi saat ini.
Disebutkan juga berdasarkan proyeksi sejumlah lembaga keuangan, BCA meramalkan ekonomi Indonesia tahun ini tumbuh 5,1% pada kuartal I/2024, dan Nomura di level 5,3%. Sementara Goldman Sachs memproyeksi di angka 4,9% dan Moody’s di level 4,7%.
Sedangkan untuk 2024 berbagai lembaga memperkirakan ekonomi Indonesia akan stabil di 5%. Seperti Dana Moneter Internasional (IMF) yang memproyeksikan 5% untuk 2024, bank dunia memproyeksikan 4,9%, OECD di angka 5,1%, serta konsensus ekonom Bloomberg memproyeksikan di level 5%. Direktur Riset Makroekonomi Center of Reform on Economics (Core) Ahmad Akbar Susamto memproyeksikan ekonomi Indonesia akan mampu bertahan dan tumbuh pada rentang 4,9% hingga 5,1% (year-on-year/yoy) pada kuartal I/2024. Akbar menilai pertumbuhan akan tetap terjadi meskipun di tengah eskalasi tensi geopolitik, khususnya di Timur Tengah, yakni Iran dan Israel.