Bisnis.com, JAKARTA - PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) mengungkap sejumlah strategi perusahaan dalam menggenjot penjualan sektor apartemen di tengah tren lesunya marketing sales jenis hunian ini.
Presiden Direktur Pakuwon Jati Alexander Stefanus Ridwan Suhendra menyebut, jumlah pembeli apartemen memang tidak mengalami pertumbuhan yang siginifikan dibandingkan dengan jenis hunian lain.
Meski demikian, dia mengatakan, pasar konsumen untuk apartemen masih cukup potensial digali. Pihaknya pun telah menyiapkan sejumlah cara untuk meningkatkan penjualan jenis hunian ini.
Ridwan menjelaskan, proyek-proyek hunian apartemen yang dimiliki Pakuwon memiliki keunggulan dibandingkan dengan proyek pengembang lain.
Salah satu keunggulan proyek apartemen milk Pakuwon menurut Ridwan adalah dari sisi kemudahan. Dia menjelaskan, dalam membangun hunian apartemen, perusahaan selalu menggunakan pengembangan berkonsep superblok, atau sebuah kawasan yang terdiri dari hunian, pusat perbelanjaan, hingga hotel dan fasilitas pendukung terkait
"Kemudahan di satu lokasi itu yang kita tawarkan. Ada ritelnya, ada lifestyle-nya, bisa berolahraga, dan lainnya. Itu semua sudah kami riset," jelas Ridwan seusai acara Topping Off Ceremony Pakuwon Residence Bekasi, Sabtu (27/4/2024).
Baca Juga
Selanjutnya, Pakuwon juga mengembangkan kawasan tersebut pada lokasi yang strategis, contohnya berdekatan dengan akses seperti jalan tol atau transportasi publik.
Ridwan mencontohkan, proyek Pakuwon Residences Bekasi yang tengah digarap perusahaan memberikan akses mudah dan nyaman bagi para penghuni untuk berpergian. Hal ini karena proyek tersebut berdekatan dengan Stasiun LRT Bekasi Barat dan dari gerbang Tol Bekasi Barat. Akses yang mudah tersebut, lanjutnya, akan turut meningkatkan mobilitas masyarakat.
Selanjutnya, perusahaan juga berupaya memberikan kemudahan-kemudahan lain seperti cara pembayaran, pemberian promo khusus, dan lainnya.
"Perusahaan yang jualan yang sama [apartemen] memang banyak, tetapi produknya ini beda-beda. Kami tidak khawatir selama produk yang ditawarkan kreatif dan menarik, pasti akan tetap dilirik," kata Ridwan.
Sebelumnya, konsultan properti Jones Lang LaSalle (JLL) Indonesia menyebut kebijakan insentif pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) tidak terlalu efektif mendorong penjualan sektor apartemen.
Head of Research JLL Indonesia Yunus Karim menyampaikan bahwa rata-rata penjualan apartemen mengalami pelemahan, khususnya saat masa pandemi Covid-19 pada 2020.
"Di masa keemasan penjualan apartemen pada 2013 dan 2014, penjualan bisa di 20.000 unit per tahun, tapi kita lihat semenjak 2020 itu selalu di bawah 1.000 unit. Jadi kelihatan perbedaanya sangat signifikan," kata Yunus.
Bahkan, penjualan apartemen tahun ini juga diproyeksi bakal tetap stagnan meskipun kebijakan PPN DTP 100% terus berlaku hingga Juni 2024.