Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendukung kampanye peningkatan penggunaan produksi dalam negeri (P3DN) pada proyek infrastruktur meski hal tersebut berimbas pada biaya konstruksi yang lebih mahal.
Kepala Subdirektorat Kelembagaan, Material, Peralatan, dan Usaha Jasa Konstruksi Kementerian PUPR, Disaintina Ari Nusanti, menyatakan meski penggunaan produk lokal pada proses konstruksi infrastruktur jauh lebih mahal, hal tersebut tetap dijalankan sesuai dengan mandat dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Meski produk dalam negeri lebih mahal, kita tetap harus bisa mengutamakan untuk membelinya," kata Disa dalam Webinar bertajuk Kolaborasi Pembangunan Perkotaan Berkelanjutan, Senin (22/4/2024).
Disa menuturkan, kampanye penggunaan produk lokal bukan hanya digaungkan pada masa kepemimpinan Presiden Jokowi saja. Melainkan, kampanye ini sudah diinisiasi sejak masa Presiden Soekarno lewat jargon Berdikari atau Berdiri di Atas Kaki Sendiri.
Di samping itu, kampanye penggunaan produk dalam negeri juga santer didorong oleh Presiden Soeharto dan juga Presiden ke-6 RI yakni Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Akan tetapi, implementasi penggunaan produk lokal khususnya pada proyek infrastruktur baru masif diimplementasikan pada kepemimpinan Presiden Jokowi, seiring dengan adanya sentimen Pandemi Covid-19 hingga perang antara Rusia - Ukraina yang berdampak pada harga material impor.
Baca Juga
"Akan tetapi, kalau kebutuhannya tidak tersedia, kita tetap saja boleh melakukan impor. Tapi perlu ada izin dari pejabat berwenang," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, Presiden Jokowi memang secara khusus menginstruksikan pembangunan infrastruktur untuk dapat menggunakan sebesar 40% produk atau material dalam negeri.
Sementara khusus di Kementerian PUPR, Disa mengungkap realisasinya telah melebihi target tersebut. Di mana, hingga saat ini posisinya telah lebih dari 90%.
"Kementerian PUPR sebetulnya di dalam menggunakan anggaran untuk pembangunan dalam negeri ini sudah melebihi sampai 90%. Bahkan, secara realisasi melebihi 100% [dari target yang ditetapkan Jokowi] untuk penggunaan produk dalam negeri ini," pungkasnya.