Bisnis.com, JAKARTA - Realisasi impor yang seret memicu harga Bawang Putih di pasaran melambung hingga nyaris menembus Rp45.000 per kilogram.
Kementerian Perdagangan (Kemendag), mencatat harga bawang putih pada pekan ketiga April 2024 mencapai Rp44.800 per kilogram atau naik 6,41% (MtM) dibandingkan harga pada bulan lalu.
Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kemendag, Bambang Wisnubroto, membeberkan, lonjakan harga bawang putih dipicu oleh realisasi impor yang masih rendah hingga tingginya harga di negara asal.
Dia menyebut alokasi impor bawang putih tahun ini berdasarkan rakortas dengen Kemenko Perekonomian ditetapkan sebanyak 645.025 ton. Sementara itu, realisasi impor hingga 19 April 2024 baru sekitar 92.046 ton atau 14,2% dari kuota impor yang ditetapkan.
Padahal, menurut Bambang, Kemendag telah menerbitkan persetujuan impor di awal tahun sebanyak 244.194 ton.
"Sebelum lebaran kami sebenarnya sudah mengundang 43 importir, kami akan mengingatkan kembali dan mendorong importir untuk segera merealisasikan dan mendistribusikan bawang putih," kata Bambang dalam rapat koordinasi pengendalian inflasi secara virtual, Senin (22/4/2024).
Baca Juga
Selain itu, Kemendag menduga bahwa melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat berdampak terhadap kenaikan harga bawang putih Dari negara produsen. Adapun, impor bawang putih Indonesia saat ini bergantung pada China.
Data Kementerian Perdagangan China yang diolah Kemendag menunjukkan harga bawang putih di China saat ini sebesar US$1,62 per kilogram atau sekitar Rp25.882 per kilogram. Harga tersebut naik 0,69% dibandingkan bulan sebelumnya.
Harga bawang putih yang naik di China disinyalir telah menghambat para importir untuk melakukan pengadaan.
"Kendala saat ini dikarenakan tingginya harga bawang putih di negara asal [China] hingga mencapai US$1.400 - US$1.500 per ton untuk jenis Honan dan US$1.700 per ton untuk jenis Kating," jelasnya.
Sementara itu, importir sekaligus anggota Perkumpulan Pengusaha Bawang Putih dan Umbi Indonesia (Pusbarindo), Jaya Sartika menyebut harga bawang putih di China cenderung stabil di kisaran US$1.200 per ton.
"Di China harga stabil, turun naik tidak banyak," ungkap Jaya saat dihubungi.
Menurutnya, masih minimnya realisasi impor lebih disebabkan oleh penerbitan surat persetujuan impor (SPI) yang terlambat. Menurutnya, SPI bawang putih baru diterbitkan sekitar awal Februari 2024. Namun, SPI yang diterbitkan, kita dia, kebanyakan diberikan kepada importir baru.
"Problem utamanya SPI terlambat rilisnya, awal Februari 2024 SPI rilis, sampai sekarang belum rilis lagi dan yang diberikan pemain baru semua, kami [pemain lama] hanya nonton saja," tuturnya.
Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan harga bawang putih di pekan ketiga April 2024 terjadi di 260 kabupaten/kota, jumlah tersebut bertambah dari pekan sebelumnya hanya 237 kabupaten/kota.