Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan jasa angkutan penyeberangan dan pengelola pelabuhan untuk penumpang, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) mengapresiasi loyalitas pengguna jasa penyeberangan, khususnya pembeli tiket Ferry secara mandiri melalui Ferizy selama arus mudik dan arus balik Lebaran 2024.
Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Ira Puspadewi menyebut periode Lebaran yang berlangsung dari Rabu 10 April hingga Minggu 14 April mencatat pengguna jasa yang datang ke pelabuhan tanpa tiket sekitar 1.800 atau 1,8% saat hari kedatangan penyeberangan.
“Ini merupakan perolehan positif, artinya secara data kumulatif pemudik bertiket yang tiba di pelabuhan Bakauheni saat arus balik mengantongi hingga 98,2% jika dibandingkan dengan jumlah tanpa tiket yang mencapai 32% atau setara dengan 19.000 kendaraan,” tutur Ira dikutip dari siaran pers, Kamis (18/04/2024).
Lebih lanjut, Ira menyebut sebagai upaya untuk mendukung kelancaran layanan arus balik saat Lebaran khususnya dari Pulau Sumatra menuju Jawa pengguna jasa perlu memiliki kesadaran kolektif seperti saat peak season baik puncak arus mudik maupun balik.
“Pencapaian pada arus balik Lebaran ini luar biasa, dimana sosialisasi massif kami direspon baik oleh pengguna jasa yang patuh membeli tiket maksimal H-1 keberangkatan dan tiba sesuai jadwal,” sambungnya.
Kemudian, sebagai bentuk upaya penyesuaian tersedianya kapasitas jumlah kendaraan yang masuk. Pihaknya menerapkan sistem penundaan (delaying system) dengan menyediakan titik zona penyangga atau buffer zone di setiap titik rest area.
Baca Juga
Sejalan dengan itu, penerapan delaying system ini berkolaborasi dengan jajaran Polda Lampung dan dibagi menjadi tiga kelompok yakni, hijau, kuning dan merah dan dijalankan jika telah melebihi kapasitas dengan maksimal puncak arus balik diduga mulai 13 hingga 16 April lalu.
Selanjutnya, Kapolda Lampung Irjen Pol Helmy Santika menyebut penerapan Delaying System ini telah dilakukan perhitungan secara detail mulai dari, total kendaraan yang akan balik, kapasitas dan jumlah kapal, waktu tempuh dan bongkar muat, daya tampung rest area hingga buffer zone jalan.
Klasifikasi penerapan tersebut akan dilakukan secara bertahap menyesuaikan dengan situasi kepadatan kendaraan. Dengan kelompok hijau untuk taraf normal, kuning jika antrian mencapai 1 kilometer dari pintu pelabuhan dan merah dengan jarak 4 kilometer dari pintu pelabuhan.
Adapun,bentuk implementasi delaying system ini menghadirkan 5 rest area dan 4 buffer zone di lintas tengah maupun lintas timur. “Jadi semua rest area dan buffer zone kami aktifkan bersama, kontigensi yang lain juga sudah kita siapkan,” ujar Helmy.
Sebagai informasi, selama puncak arus mudik dan balik lebaran, titik rest area yang tersedia menuju Pelabuhan Bakauheni berada di KM.87B, KM.67B, KM.49B, KM.33B, KM.20B, Jalur Arteri Gayam, Kantor Lama Balai Karantian Pertanian, hingga RM Gunung Jati. (Maria Jessica Elvera Marus)