Bisnis.com, JAKARTA - Perum Bulog resmi menghentikan penyaluran beras stabilisasi pasokan dan harga pangan atau SPHP ke distributor dan pasar induk.
Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengatakan bahwa adanya panen raya menjadi alasan pihaknya menyetop sementara penyaluran beras SPHP ke tingkat distributor. Menurutnya, dengan begitu para distributor beras dapat turut menyerap hasil beras petani selama musim panen kali ini.
"Sudah disetop, supaya panen dalam negeri terserap bukan hanya oleh Bulog, tapi juga oleh penggilingan dan perusahan beras swasta," ujar Bayu, dikutip Rabu (3/4/2024).
Adapun, penyetopan sementara penyaluran beras SPHP lewat jaringan distributor bakal dilakukan kurang lebih selama 10 pekan ke depan. Kendati begitu, Bayu mengatakan, penyaluran beras SPHP masih dilanjutkan di gerai ritel modern maupun pasar tradisional.
"Kalau pun ada [beras SPHP] yang sudah kontrak langsung ke ritel, sudah ada kontrak sama Bulog kita salurkan sesuai kontrak," tuturnya.
Data Perum Bulog per 25 Maret 2024 mencatat realisasi penyaluran beras SPHP mencapai 523.000 ton. Badan Pusat Statistik (BPS) pun memproyeksikan puncak produksi beras akan terjadi pada April 2024 mencapai 4,9 juta ton. Siklus panen tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya saat puncak panen raya cenderung terjadi pada Maret.
Baca Juga
Sebelumnya, berdasarkan catatan Bisnis.com, Senin (5/2/2024), Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Perum Bulog Mokhamad Suyamto mengatakan, sebagai upaya pengendalian harga sebelum panen raya, Bulog tengah mengebut penyaluran beras SPHP (stabilisasi pasokan dan harga pangan). Suyamto menuturkan, atas arahan presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Bapanas, penyaluran SPHP sampai Maret 2024 akan dilipatgandakan dari rata-rata penyaluran bulanan.
"Sesuai arahan presiden untuk SPHP Januari - Maret 2024 ditargetkan 2 kali lipat dari rata-rata bulan biasanya, maka di Februari ini digelontorkan sebanyak 200.000 ton," sebutnya