Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Fakta Baru! Sandiaga Uno yang Minta PIK 2 Masuk PSN Jokowi

Kemenko Perekonomian mengungkapkan Menparekraf Sandiaga Uno yang meminta agar PIK 2 masuk Proyek Strategis Nasional (PSN) era Jokowi.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno saat ditemui di Kantor Kemenparekraf, di Jakarta, Senin (12/2/2024) - BISNIS/Ni Luh Anggela
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno saat ditemui di Kantor Kemenparekraf, di Jakarta, Senin (12/2/2024) - BISNIS/Ni Luh Anggela

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Koordinator (Kemenko) bidang Perekonomian mengungkapkan alasan wilayah PIK 2 dan Bumi Serpong Damai (BSD) menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN) di periode terakhir kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).  

Plt. Deputi VI Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso justru menyampaikan keputusan PIK 2 milik konglomerat Sugianto Kusuma alias Aguan dan BSD milik grup Sinar Mas tersebut berasal dari usulan kementerian teknis dalam rangka mendorong ekonomi nasional.

Pengembangan kawasan PIK 2 pun muncul atas rekomendasi dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) yang dipimpin oleh Sandiaga Uno

Sebagaimana diketahui, PIK 2 akan dikembangkan menjadi wilayah berbasis hijau dengan luas lebih kurang 1.756 hektare (Ha) yang disebut dengan "Tropical Coastland" serta ditujukan sebagai destinasi pariwisata baru yang berbasis hijau guna meningkatkan attractiveness bagi wisatawan.

“Satu PSN harus ada satu rekomendasi khusus dari menteri teknis, PIK itu dari Kemenparekraf, itu bagian dari green destination,” ujarnya di kantor Kemenko Perekonomian, Selasa (2/4/2024). 

Sementara itu, Bumi Serpong Damai (BSD) diusulkan oleh Kementerian Kesehatan karena akan dikembangkan menjadi salah satu kawasan kesehatan. 

“BSD bukan kawasan perumahan [yang dikembangkan], tapi itu dari rekomendasi Kemenkes, untuk sektor kesehatan khususnya disitu ada research biomedical, juga pendidikan, hanya sekitar 56 hektare yang sesuai dengan rekomendasi teknisnya itu,” lanjut Susi yang juga menjabat sebagai Sekretaris Menko Perekonomian.  

Satu dari 14 PSN baru yang telah disetujui Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini yang diperkirakan bakal menyerap investasi sebesar Rp18,54 triliun. 

BKPM Beda Suara 

Sebelumnya, Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Nurul Ichwan menjelaskan bahwa proses untuk menentukan PSN hampir sama dengan pengusulan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). 

Di mana usulan pengembangan PIK 2 dan BSD menjadi PSN berasal dari diri sendiri dan bukan atas inisiatif dari pemerintah.  

“Untuk BSD dan PIK 2 ini, ini sumbernya adalah mereka mengusulkan, pemerintah review. Namun, pemerintah yang kemudian bisa memberikan ini benar menjadi PSN atau tidak,” jelas Nurul ketika ditemui dalam HSBC Asean Growth Fund di Jakarta, Rabu (27/3/2024).  

Sementara Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengungkapkan bahwa tim dari PIK 2 tersebut menyampaikan presentasi kepadanya terkait pembangunan.  

Dalam presentasi tersebut, ungkap Sandiaga, pengembangan ini akan cukup masif. Di mana ada lebih dari 1.000 hektare lahan yang akan dikembangkan, dengan target 20 juta kunjungan wisatawan dan 10 juta lapangan kerja baru. 

“PIK ini masif [pembangunannya] saya lihat. Dari awal kami perhatikan, saya dan tim melihat apa destinasi yang paling strategis yang bisa kita usulkan sebagai PSN berikutnya,” kata Sandiaga dalam konferensi pers Kemenparekraf di Hotel Manhattan, Jakarta, Senin (1/4/2024).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper