Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) meyakini pasar batu bara di China masih prospektif bagi Indonesia di tengah perlambatan permintaan.
Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia memproyeksikan impor batu bara China pada 2024 akan mengalami penurunan dibandingkan 2023. Hal ini lantaran produksi batu bara dalam negeri China terus meningkat setiap tahunnya.
Meski demikian, Hendra optimistis permintaan batu bara dari Indonesia masih memiliki porsi yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan China.
“Meski impornya turun bukan berarti batu bara kita ke China juga turun, kan udah ada statistiknya di 10 tahun terakhir. Tahun lalu kita rekor juga impor kita ke China 63%,” ujar Hendra saat dihubungi, Rabu (20/3/2024).
Dia menuturkan bahwa sejak 2016, 48% kebutuhan impor batu bara China selalu dipasok oleh Indonesia. Hal ini menandakan batu bara Indonesia masih diminati oleh para importir China.
“Itu artinya batu bara kita diminati atau kompetitif di pasar Tiongkok,” kata Hendra.
Baca Juga
Mengutip Reuters, Rabu (20/3/2024), impor batu bara China diperkirakan akan stagnan atau menurun pada 2024.
Wu Wenbin, kepala manajemen batu bara di perusahaan listrik Guangdong Energy Group, dalam Konferensi Tingkat Tinggi Impor Batubara Internasional China di Xiamen mengatakan bahwa impor batu bara China diproyeksikan akan berkisar antara 450 juta hingga 500 juta metrik ton tahun ini. Angka tersebut turun dibandingkan dengan rekor impor pada 2023 yang mencapai sebesar 474,42 juta ton.
Beberapa pelaku industri di China juga memperkirakan impor akan tetap datar atau menurun pada 2024, terutama karena pertumbuhan aktivitas ekonomi yang mengecewakan.
Sementara itu, rencana produksi batu bara Indonesia pada yang telah disetujui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral tercatat mencapai 922,14 juta ton. Jumlah tersebut berasal dari 587 permohonan rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) pada sektor batu bara.
“Total tonase batu bara untuk tahun 2024 adalah sebesar 922,14 juta ton, tahun 2025 sebesar 917,16 juta ton, dan untuk tahun 2026 sebesar 902,97 juta ton,” papar Plt Dirjen Mineral dan Batu Bara (Minerba) Bambang Suswantono saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR, Selasa (19/3/2024).