Bisnis.com, JAKARTA -- Kepala Otoritas Ibu Kota Negara (IKN) Bambang Susantono menyampaikan tiga hal yang dibutuhkan kota Nusantara ke depan sebagai pusat pemerintahan baru Indonesia.
Bambang menyampaikan kebutuhan utama untuk pengembangan IKN adalah investasi, dimana 80% anggaran berasal dari pihak swasta dan 20% berasal dari APBN.
Kebutuhan kedua yakni mengenai pengetahuan. Menurutnya pembangunan IKN membutuhkan banyak ilmu. Dengan hal ini pihaknya berharap adanya kolaborasi dan kerjasama dengan United States Trade and Development Agency (USTDA), terutama dalam teknologi terbaru.
“Nusantara harus mengejar ketinggalan karena kita ingin menjadi salah satu kota terkemuka kelas dunia. Oleh karena itu kami bekerja dan oleh karena itu kami sangat mengapresiasi variabel kerjasama dan kolaborasi dengan USTDA,” terang Bambang dalam jumpa pers, Kamis (7/3/2024).
Ketiga, adalah jaringan. Hal ini tidak terbatas di jaringan universitas untuk ilmu-ilmu saja, namun juga jaringan untuk investor seperti supplier, penyedia teknologi dan lainnya.
Bambang kembali menuturkan bahwa jaringan adalah hal yang ingin yang didapatkan dari AS, menilai Negeri Paman Sam adalah salah satu juara dalam bidang ini.
Baca Juga
“Jadi secara keseluruhan IKN, investasi, pengetahuan dan jaringan adalah yang kami inginkan, dan itulah salah satu dasar mengapa kami menjalin kerja sama dan kerjasama dengan USTDA,” terangnya.
Utusan Pemerintah Amerika Serikat, Direktur Badan Perdagangan dan Pembangunan AS (USTDA) Enoh T. Ebong mengumumkan bahwa negaranya akan mendanai dua program untuk pembangunan ibu kota baru tersebut.
Hibah yang diberikan dari Negeri Paman Sam diketahui sebesar US$2 miliar atau Rp31,2 miliar, untuk program bantuan teknis dan mengirimkan delegasi dari IKN ke New York, Texas dan California, untuk bertemu dengan mitra potensial dari AS.
Ebong juga akan berkunjung ke IKN ada Jumat (8/3) untuk melihat secara langsung dan menginformasikan programnya di masa depan untuk mendukung pengembangan IKN.