Bisnis.com, JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI merespons positif pengoperasian Biskita Trans Bekasi Patriot yang terintegrasi dengan layanan LRT Jabodebek.
Manager Public Relations LRT Jabodebek Mahendro Trang Bawono menuturkan, kehadiran Biskita Trans Bekasi Patriot akan makin mendorong minat masyarakat untuk beralih ke transportasi massal seperti LRT Jabodebek.
Dia mengatakan, rute Biskita yang terintegrasi dengan Stasiun LRT Bekasi Barat menawarkan kemudahan dan kenyamanan angkutan umum bagi masyarakat. Diharapkan, ke depannya jumlah pengguna LRT Jabodebek pun dapat mengalami kenaikan.
“Tentunya ada potensi meningkatnya jumlah pengguna LRT dengan adanya layanan Biskita,” kata Mahendro saat dihubungi, Senin (4/3/2024).
Meski demikian, Mahendro menyebut pihaknya belum dapat memproyeksikan potensi pertumbuhan penumpang tersebut. Hal tersebut karena layanan Biskita baru dioperasikan mulai Minggu (3/3/2024) kemarin.
Mahendro menuturkan, pihaknya akan terus memantau tren pertumbuhan penumpang dari kehadiran layanan Biskita ini.
Baca Juga
Sebelumnya, Biskita Trans Bekasi Patriot telah resmi dioperasikan untuk rute Summarecon Bekasi - Vida Bantar Gebang via Revo Mall.
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengatakan adanya Biskita Trans Bekasi Patriot dapat mengoptimalkan angkutan Umum massal di kota yang dijuluki Kota Patriot itu. Musababnya, Biskita Trans Bekasi telah terintegrasi dengan angkutan Umum massal lainnya yakni LRT Jabodebek dan KRL Jabodetabek.
Dalam rute Biskita Trans Bekasi Summarecon-Vida itu nantinya bakal melewati stasiun LRT Bekasi Barat di Revo Mall. Nantinya, direncanakan bakal ada empat koridor Biskita Trans Bekasi yang akan difungsikan.
"Kami harap masyarakat yang tadinya naik mobil pribadi pindah ke angkutan umum massal perkotaan sehingga tidak macet, tidak ada polusi. Mereka yg bepergian ke kantor di Jakarta juga fresh, tidak stres dan juga lelah," ujar Budi.
Menurut Budi, pengembangan angkutan Umum massal perkotaan adalah suatu keharusan. Pasalnya, tanpa adanya transportasi massal perkotaan, kata Budi, kerugian yang bisa ditimbulkan akibat kemacetan dan polusi mencapai ratusan triliun rupiah.
"Oleh karenanya, pemerintah menginisiasi MRT, LRT, Kereta Cepat, lalu sebagai pendukung BTS dan feeder yang harus dilakukan," kata Budi.