Bisnis.com, JAKARTA - Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Indonesia (Perpadi) memastikan harga beras terus bergerak turun jelang Ramadan dan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idulfitri 2024.
Wakil Ketua Perpadi, Billy Haryanto, menyampaikan, harga beras sudah mulai bergerak turun sekitar Rp400 per kilogram hingga Rp1.000 per kilogram sejak dua minggu lalu, lantaran sejumlah sentra produksi sudah mulai memasuki musim panen.
“Ramadan 1.000% saya jamin [harga beras turun], akan turun terus,” kata Billy saat ditemui di Pasar Induk Beras Cipinang, Rabu (28/2/2024).
Dia mengungkapkan, tingginya harga beras dalam beberapa waktu terakhir ini dipicu oleh adanya fenomena cuaca El Nino dan biaya produksi yang mahal. Ini sekaligus membantah tudingan bantuan pangan beras sebagai dalang dari langkanya stok beras di tingkat pedagang.
Alih-alih memicu kelangkaan stok beras, bantuan tersebut justru digelontorkan untuk meredam harga dan menjadi bantalan bagi masyarakat yang kurang mampu.
“Yang bilang bantuan pangan bikin beras langka itu bukan hoaks lagi, tapi berita sesat,” ujarnya.
Baca Juga
Berdasarkan data Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), Rabu (28/2/2024), pukul 14.06 WIB, harga beras mulai bergerak turun, meski masih berada di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah yakni Rp13.900-Rp14.800 per kilogram untuk beras premium dan Rp10.900-Rp11.800 per kilogram untuk beras medium.
Harga beras premium hari ini turun tipis sebesar 0,06% menjadi Rp16.410 per kilogram, sedangkan beras medium turun 0,21% menjadi Rp14.300 per kilogram.
Adapun, untuk stabilisasi harga jelang Ramadan, pemerintah terus memperkuat ketersediaan pangan pokok strategis dan memastikan stok yang ada cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Untuk bulan puasa, Insya Allah stok pangan kita aman, terutama beras. Kita siapkan dari sekarang,” kata Arief dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (28/2/2024).
Khusus untuk komoditas beras, Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi mengatakan bahwa saat ini harga gabah berangsur turun sehingga harga beras di tingkat konsumsi diharapkan terkoreksi.
Dia mengungkapkan, di sejumlah wilayah yang telah melakukan panen, harga gabah sudah bergerak turun ke Rp7.600 per kilogram, dari sebelumnya sekitar Rp8.000 per kilogram hingga Rp8.600 per kilogram.
Selain itu, pemerintah telah menyiapkan program untuk menjaga stabilitas harga beras secara berkelanjutan. Di antaranya, penderasan stok beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) dan beras komersial ke seluruh Indonesia. Hal ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk meningkatkan penyaluran beras hingga 250.000 ton per bulan.
Bapanas mengungkapkan, total beras SPHP yang telah digelontorkan di berbagai pasar ritel modern mencapai 7.596 ton hingga Februari 2024.
Sementara untuk beras komersial, Perum Bulog telah menyalurkan secara luas ke pasar-pasar. Arief menargetkan, penyaluran beras komersial hingga 30 Maret 2024 dapat memenuhi target 250.000 ton.
Pemerintah sejak akhir 2023 juga telah menggelontorkan 200.000 ton beras hingga Maret 2024 ke penggilingan padi untuk membantu mempercepat stabilisasi harga.
“Kita minta tolong penggiling padi untuk bantu cetak beras yang 5 kilogram untuk didistribusikan ke seluruh ritel, termasuk para tradisional,” pungkasnya.