Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masalah Anak Muda Tak Mau jadi Petani, Akses Lahan dan Pasar jadi Perhatian

FAO berpendapat bahwa anak muda perlu diberikan fasilitas untuk mendorong mereka mau untuk menjadi petani.
Petani memanen padi disawah garapannya di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (11/4/2020). Bisnis/Abdurachman
Petani memanen padi disawah garapannya di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (11/4/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.comYOGYAKARTA - Food and Agriculture Organization (FAO) menuturkan bahwa fasilitas menjadi kunci untuk mendorong anak muda agar memiliki kemauan menjadi petani. 

Ageng Setiawan Herianto selaku Assistant FAO, Representative for Programme of FAO Indonesia mengatakan bahwa anak muda tidak memiliki kesiapan aset, sehingga perlu difasilitasi agar dapat mengakses aset tersebut.

Adapun, anak-anak muda juga tidak memiliki fasilitas lahan, sehingga hal ini menjadi hal yang utama. 

“Bagaimana ini bisa difasilitasi oleh pemerintah kebijakannya? Pengalaman kita dengan yang Seni Tani, mengakses lahan itu banyak masalahnya karena kebijakannya belum kuat. Nah, oleh karena itu perlu memberi kesempatan pada itu,” terangnya ketika ditemui dalam International Conference for Youth in Agriculture 2024, Jumat (23/2/2024).

Setelah akses lahan, berikutnya anak muda diharapkan dapat diberikan akses pasar. Hal ini menimbang para pemula yang perlu dibantu terlebih dahulu, yang dapat dibantu dengan komitmen yang sudah berjalan. 

Sebagai contoh, FAO menemukan terdapat sebuah perkumpulan di Lembang yang sudah berjalan dan sudah memiliki permintaan di pasar. Anak muda kemudian dapat memenuhi permintaan pasar perkumpulan tersebut. Hal ini dilatih sehingga nantinya dapat memperoleh keuntungan.

“Itu yang akan mempercepat anak muda itu mau masuk. Karena apa? Karena begitu dia masuk ke pertanian dia melihat keuntungannya,” tuturnya, menimbang anak muda tersebut sudah memiliki pasar. 

Setelahnya, maka hal yang dapat dilakukan adalah meningkatkan teknologi. Contohnya, jika sebelumnya bertanam di luar, kini dapat bertanam di greenhouse untuk komoditas yang lebih mahal. 

Proses tersebut dikatakan dapat dilakukan dengan perlahan namun perlu diberikan akses. Dengan adanya akses lahan, akses pasar, maka lainnya nanti akan mengikuti akses finansial. 

“Itu [akses finansial] juga harus kan. Kalau sudah dapat pasar dan ingin memperluas produksinya, dia harus dapat capital, harus dapat dari perbankan. Tapi karena sudah bagus usahanya, jadi perbankan lebih percaya. Jadi harus ada langkah-langkahnya,” terangnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper