Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah bakal memberikan biaya ganti rugi terhadap petani yang mengalami gagal panen akibat bencana banjir hingga Rp8 juta per hektare
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy menyebut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB mencatat 54.000 hektare sawah di 136 kabupaten/kota yang tersebar di 20 provinsi mengalami gagal panen atau puso akibat banjir selama periode Januari - Maret 2023.
Oleh karena itu, Muhadjir mengatakan bahwa petani yang lahannya terdampak banjir tersebut berhak mendapatkan biaya pengganti atas gagal panen.
"Pemerintah melalui BNPB akan memberikan penggantian biaya produksi gagal akibat banjir senilai Rp8 juta per hektarnya kepada setiap petani yang terdampak," ujar Muhadjir dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (20/2/2024).
Adapun untuk antisipasi gagal panen pada 2023, pemerintah lewat Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan Kementerian Pertanian (Kementan) akan bekerja sama dengan PT. Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) untuk optimalisasi asuransi tani.
Menurutnya, lewat kerja sama dengan Jasindo akan memperluas faktor risiko gagal panen yang bisa diklaim dalam asuransi seperti kekeringan dan hama.
Baca Juga
Sementara itu, Menteri Pertanian Amran Sulaiman memastikan lahan petani yang terdampak banjir juga akan mendapatkan bantuan berupa benih dan alat mesin pertanian atau alsintan. Menurutnya, bantuan tersebut perlu dilakukan untuk meningkatkan produksi di tengah bencana iklim yang terjadi.
"Semua bantuan ini kami berikan karena Indonesia sedang diterpa cuaca ekstrem El Nino dan juga musim hujan La Nina," tuturnya.
Menurut Amran, adanya bencana banjir akibat El Nino juga menyebabkan harga beras mengalami kenaikan signifikan di sejumlah daerah. Dia pun memperkirakan bencana banjir masih akan berlangsung hingga akhir Februari 2024. Oleh karena itu, Amran turut mengimbau petani untuk bergotong-royong memompa genangan air agar lahan sawah bisa digunakan kembali.
"Kita tidak boleh berdiam diri dan menjadi penonton, saat ini kita sedang mencari alternatif dan solusi untuk mengatasinya," kata Amran.