Bisnis.com, JAKARTA - PT MRT Jakarta (Perseroda) belum berencana untuk melakukan penyesuaian tarif MRT pada tahun ini.
Direktur Utama MRT Jakarta Tuhiyat menjelaskan saat ini pihaknya tidak berencana untuk menaikkan tarif MRT Jakarta. Dia menuturkan, MRT Jakarta saat ini tengah fokus untuk membangun jalur fase 2 dari Bundaran HI ke kawasan Ancol.
Selain itu, Tuhiyat mengatakan pihaknya juga masih terus berupaya untuk meningkatkan jumlah keterangkutan (ridership) MRT Jakarta.
"Karena saat ini [lintasan] MRT baru 16 kilometer, kita belum ada plan untuk menaikkan tarif. Setelah pembangunan (koridor) utara-selatan dan ridership naik, baru nanti kita tinjau lagi [penyesuaian tarif]," kata Tuhiyat di Jakarta, Selasa (20/2/2024).
Dia melanjutkan, penyesuaian tarif MRT tersebut harus didiskusikan dengan Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta selaku pemegang saham PT MRT Jakarta (Perseroda). Pembahasan tersebut juga harus melibatkan DPRD Provinsi DKI Jakarta.
Tuhiyat memaparkan, tarif MRT Jakarta yang saat ini berlaku merupakan hasil pembahasan antara MRT Jakarta, Pemprov DKI Jakarta, serta DPRD Provinsi DKI Jakarta.
Baca Juga
Dia menuturkan, penetapan tarif didasarkan pada kerelaan masyarakat untuk membayar tarif tersebut (willingness to pay) dan juga adanya skema subsidi atau public service obligation (PSO) dari pemerintah.
Tuhiyat menjelaskan, tarif MRT Jakarta untuk rute terjauh, Lebak Bulus ke Bundaran HI, adalah sekitar Rp31.000 sebelum adanya subsidi dari pemerintah. Tarif tersebut didapatkan dari nilai ekonomi MRT Jakarta fase 1 yang dibangun dengan biaya proyek sekitar Rp16 triliun dan panjang lintasan sekitar 13 kilometer.
"Tarifnya menjadi Rp14.000 untuk jarak terjauh, karena masyarakat hanya bisa membayar sebesar itu dan karena adanya subsidi dari pemerintah," jelasnya.