Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Daftar 30 Komoditas Ekspor Unggulan Baru RI, Selain Batu Bara & CPO

Berikut daftar 30 komoditas ekspor unggulan terbaru yang ditetapkan pemerintah selain batu bara dan CPO.
Foto udara bongkar muat peti kemas di Terminal Petikemas New Makassar di Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (2/10/2023). Bisnis/Paulus Tandi Bone
Foto udara bongkar muat peti kemas di Terminal Petikemas New Makassar di Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (2/10/2023). Bisnis/Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah melalui Satuan Tugas Peningkatan Ekspor Nasional menetapkan daftar 30 komoditas prioritas ekspor Indonesia, selain batu dana dan crude palm oil (CPO), yang akan diperluas ke sebanyak 12 negara.

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menyampaikan bahwa untuk mengantisipasi perlambatan ekonomi negara maju, pemerintah telah menetapkan 12 negara prioritas tujuan ekspor.

Ke-12 negara tersebut diantaranya Arab Saudi, Belanda, Brazil, Chile, China, Filipina, India, Kenya, Korea Selatan, Meksiko, UEA, dan Vietnam.

Sementara itu, daftar 30 produk ekspor prioritas yang ditetapkan, antara lain ikan dan olahan ikan, sarang burung walet, kelapa dan kelapa olahan, kopi dan rempah olahan, bahan nabati dan margarin, kakao, makanan olahan, bungkil dan pakan ternak, semen, serta produk kimia.

Lebih lanjut, komoditas ekspor prioritas lainnya adalah karet dan produk dari karet, kulit dan produk dari kulit, pulp dan kertas, TPT dan alas kaki, logam mulia dan perhiasan, mesin-mesin, elektronik, otomotif, furnitur, dan mainan.

“Upaya penjajakan dalam rangka membuka pasar baru untuk pengembangan ekspor terus dilakukan oleh pemerintah,” kata Susiwijono dalam keterangannya, dikutip Senin (19/2/2024).

Lebih lanjut, Susiwijono juga menyampaikan bahwa Satgas tengah fokus memperluas akses pasar dengan mendorong penyelesaian perundingan perjanjian khususnya Indonesia-EU CEPA, peluang Indonesia masuk blok perdagangan The Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP), dan aksesi Indonesia menjadi anggota Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).

Dampak Resesi Negara Mitra 

Adapun, berbagai upaya tersebut untuk mengantisipasi perlambatan ekonomi global, di mana sejumlah negara telah mengalami kontraksi pertumbuhan, diantaranya Jepang dan Inggris.

Pemerintah pun, kata Susiwijono terus mewaspadai dampak transmisi perlambatan ekonomi global terhadap perekonomian nasional, khususnya Jepang, yang akan masuk ke dalam resesi secara teknikal.

Pasalnya, Jepang merupakan salah satu tujuan utama ekspor bagi Indonesia dengan komoditas utama ekspor batubara, komponen elektronik, nikel dan otomotif. 

Tercatat, ekspor Indonesia ke Jepang sepanjang 2023 berada pada peringkat ke-4 dengan total mencapai US$18,8 miliar, sementara Foreign Direct Investment Jepang ke Indonesia pada 2023 juga berada pada peringkat ke-4 dengan total sebesar US$4,63 miliar.

Susiwijono menegaskan bahwa perekonomian nasional masih menunjukkan resiliensi dengan capaian pertumbuhan yang solid ditopang oleh permintaan domestik yang terus tumbuh dan dijaga dengan inflasi yang terkendali.

Namun demikian, pemerintah tetap mengambil sejumlah langkah antisipatif terhadap risiko ekonomi global untuk menjaga perekonomian Indonesia tetap stabil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper