Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terungkap! Alasan Jokowi Minta Tambah Anggaran Pupuk Subsidi Rp14 Triliun

Keputusan Jokowi menambah anggaran Rp14 triliun untuk pupuk subsidi menjadi sorotan belakangan ini, lantaran membuat alokasi belanja subsidi membengkak.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Terungkap! Alasan Jokowi Minta Tambah Anggaran Pupuk Subsidi Rp14 Triliun / JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Terungkap! Alasan Jokowi Minta Tambah Anggaran Pupuk Subsidi Rp14 Triliun / JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Airlangga Hartarto mengungkap alasan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menambah anggaran pupuk subsidi sebanyak Rp14 triliun. 

Airlangga mengatakan hal tersebut lantaran saat ini sudah memasuki musim tanam. Sementara itu selama musim tanam pupuk menjadi material yang penting untuk kebutuhan hara beberapa komoditas.

“Makanya pak presiden minta anggaran ditambah Rp14 triliun. Kenapa harus ditambah? Karena Rp26 triliun itu tidak cukup dan setiap tahun kisarannya Rp35–40 triliun,” kata Airlangga usai nyoblos di TPS 005, SMK Negeri 6 Jakarta Jl Prof. Joko Sutono Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (14/2/2024).

Airlangga menambahkan bahwa selama musim tanam harus dipastikan bahwa pupuk ada. Oleh sebab itu, dengan kebijakan baru petani juga boleh mengambil jatah pupuk selama setahun. 

“Yang paling penting untuk pertanian adalah siklus tanam, jadi tidak perlu menunggu siklus anggaran,” ungkapnya. 

Dengan kebijakan tersebut, Airlangga mengatakan pemerintah berharap bahwa panen di Indonesia ke depan aman. 

Keputusan Jokowi menambah anggaran Rp14 triliun untuk pupuk subsidi menjadi sorotan belakangan ini, lantaran membuat alokasi belanja subsidi membengkak. Di sisi lain, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui situs resminya mencatat pemberian subsidi pupuk kepada para petani bertujuan untuk menekan laju inflasi pangan yang cukup tinggi pada 2022. 

Lonjakan pangan yang terjadi disebabkan karena dampak dari pandemi Covid-19, kenaikan BBM subsidi, hingga dampak dari konflik Rusia, dan Ukraina. Kementan mencatat konflik Ukraina dan Rusia telah berdampak pada petani di Indonesia. 

Sebanyak lima pabrik pupuk di Indonesia masih mengambil bahan baku dari kedua negara tersebut. Alhasil, kapal pengangkut bahan pupuk masih sangat terkendala. Hal tersebut yang menjadi salah satu faktor kelangkaan pupuk, yang banyak dikeluhkan oleh masyarakat petani saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper