Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mentan Sebut RI Bakal Produksi 3,5 juta Ton Beras Setelah Pilpres 2024

Mentan Andi Amran Sulaiman mengatakan Indonesia akan memproduksi beras hingga 3,5 juta ton pada akhir Maret 2024 atau setelah Pilpres 2024.
Jajaran Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) melakukan panen raya padi di Desa Gemuruh, Kecamatan Jejawi, Kabupaten OKI. istimewa
Jajaran Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) melakukan panen raya padi di Desa Gemuruh, Kecamatan Jejawi, Kabupaten OKI. istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengestimasi bahwa Indonesia akan memproduksi beras hingga 3,5 juta ton pada akhir Maret 2024 atau setelah Pilpres 2024.  

Dia mengatakan bahwa produksi tersebut diharapkan dapat menjadi upaya dalam menangkal kelangkaan beras di Tanah Air.

“Estimasi tidak meleset lah 3—3,5 juta ton [produksi beras pada akhir Maret],” ujarnya kepada wartawan di kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (13/2/2024)/ 

Lebih rinci, Andi menjabarkan bahwa pemerintah telah melakukan standing crop atau tanaman yang sudah ditanam sejak Desember 2023 sebanyak 1,5 juta hektare (Ha) dan ditambah sebanyak 1,7 Ha pada Januari 2024. Adapun, total standing crop menjadi 3,2 Ha.

“Mudah-mudahan bulan [Februari] ini [bisa ditanam] satu juta atau 1,5 juta. Sekarang ini kita mempercepat tanam di Pulau Jawa karena produksi di Pulau Jawa, Lampung 70% produksi ada di sana,” ucapnya.

Secara rinci, apabila dikalkulasikan, maka sejauh ini pemerintah telah melakukan tanam untuk komoditas padi sejak Desember 2023 dan Januari 2024 dengan kurang lebih 3,2 juta hektare.

Adapun, jika ditambah dengan target tanam pada Februari sebanyak 1,5 juta Ha, maka total standing crop yang telah dilakukan mencapai 3,7 juta Ha. Harapannya, kata Andi, pada masa panen nanti pemerintah dapat memproduksi beras hingga 5—8 ton per hektare.

Andi melanjutkan bahwa Kementeriannya baru saja melakukan peninjauan di sejumlah titik di pulau Jawa, mulai dari Jawa Tengah (Jateng), Jawa Timur, Jawa Barat serta beberapa titik di luar Jawa, seperti Lampung, Sumatra Selatan, Sumatra Utara, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat.

“Jadi kita fokus pada lumbung pada Indonesia. Jadi kami fokus diproduksi karena domain kami adalah produksi. Yang bisa menyelesaikan menekan harga turun adalah produksi. kalau produksi sinergis harga bisa stabil ke depan,” tuturnya. 

Dia menyebut bahwa peningkatan produksi dengan mempercepat masa tanam menjadi salah satu strategi pemerintah untuk menghadapi kelangkaan beras di Tanah Air.

“Kami tingkatkan produksi karena produksi mutlak kami tingkatkan kalau ingin menurunkan harga beras. Ini bukan hanya harga beras Indonesia saja [yang naik], tetapi harga beras dunia,” pungkas Andi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper