Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi pemanfaatan gas bumi dalam negeri sepanjang 2023 telah menyentuh 3.745 juta kaki kubik per hari (MMscfd) atau 68,2% dari keseluruhan produksi. Sisanya, produksi gas dalam negeri itu dijual untuk pasar ekspor.
"Pemanfaatan gas dalam negeri saat ini sudah mencapai 68,2%. Jadi dua pertiganya untuk dalam negeri. Terutama untuk kebutuhan industri," kata Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji lewat siaran pers, Selasa (13/2/2024).
Pemanfaatan gas bumi dalam negeri tersebut mayoritas dialokasikan untuk sektor industri sebesar 1.516 MMscfd, sedangkan untuk jaringan gas (jargas) rumah tangga sekitar 16 MMscfd. Saat ini, jargas yang telah terpasang untuk sekitar 900.000 sambungan rumah (SR), dan akan terus diperluas ke depan.
Baca Juga
"Jargas yang telah terpasang saat ini sekitar 900.000 sambungan rumah. Jika jumlah jargas tersebut diasumsikan menggantikan LPG 3 kg, maka setara dengan penghematan subsidi LPG sekitar Rp1,6 triliun dan penghematan devisa sekitar US$140 juta", kata Kepala Lemigas Direktorat Jenderal Migas Ariana Soemanto.
Selain itu, berdasarkan kalkulasi Lemigas terdapat penurunan emisi dari penggunaan gas dalam bentuk gas pipa serta CNG dibandingkan penggunaan LPG. Ariana mengatakan, kalkulasi itu menguatkan posisi gas sebagai pilihan utama dalam transisi energi.
"Yang juga penting pemanfaatan jargas akan menurunkan emisi sekitar 12% dibanding LPG, sedangkan di sektor industri, pemanfaatan gas bumi [compressed natural gas/CNG] yang umumnya mensubstitusi solar, akan menurunkan emisi sekitar 23%", kata Ariana.