Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Tukar (NTP) Januari 2024 Naik, Petani Diharapkan Makin Sejahtera

Kementerian Pertanian mengharapkan kesejahteraan petani naik signifikan seiring dengan meningkatnya nilai tukar petani atau NTP pada Januari 2024.
Petani beraktivitas di lahan persawahan di kawasan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Banten, Senin (17/1/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Petani beraktivitas di lahan persawahan di kawasan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Banten, Senin (17/1/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) mengharapkan kesejahteraan petani naik signifikan seiring dengan meningkatnya nilai tukar petani atau NTP pada Januari 2024.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan NTP meningkat 0,43% dari Desember 2023, menjadi 118,27. Meningkatnya NTP pada Januari 2024 ini didorong oleh komoditas gabah, jagung, tomat, dan karet.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga Andri mengatakan, petani saat ini tengah menikmati harga komoditas yang baik.

Apalagi, pada Februari 2024, para petani kembali memasuki musim panen raya jagung di beberapa sentra jagung, seperti Jawa Timur, Lampung, Gorontalo, Sulawesi Selatan, NTT, Aceh, dan Sumatra Utara.

“Diharapkan kesejahteraan petani meningkat secara signifikan,” kata Kuntoro dalam keterangan tertulis, Kamis (1/2/2024).

Sebelumnya, Plt Kepala BPS Amalia A. Widyasanti melaporkan bahwa NTP mengalami peningkatan pada Januari 2024. Melihat subsektornya, peningkatan NTP tertinggi terjadi pada subsektor tanaman pangan yang tercatat naik 1,66%.

Naiknya NTP tanaman pangan lantaran indeks harga yang diterima petani naik 1,92%, lebih besar dari kenaikan indeks harga yang dibayar petani yang meningkat 0,25%.

Penurunan NTP terdalam terjadi pada hortikultura. Amalia mengungkapkan, NTP hortikultura turun 4,47%. Ini lantaran indeks harga yang diterima petani turun 4,14%, sedangkan indeks harga yang dibayar petani naik 0,35%.

Sementara itu, nilai tukar usaha petani (NTUP) tercatat naik 0,28% dibandingkan bulan sebelumnya, menjadi 120,03.

"Kenaikan NTUP didorong oleh indeks harga yang diterima petani naik 0,69%, lebih tinggi dari indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) yang mengalami kenaikan 0,41%," ungkapnya dalam Rilis BPS, Kamis (1/2/2024).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper