Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku dilema dengan kondisi kenaikan harga gabah, sebab di satu sisi petani senang apabila harga naik, tetapi konsumen komoditas beras justru menyampaikan keluhan kepadanya.
Hal ini disampaikannya saat menyerahkan bantuan kepada para petani yang mengalami gagal panen di Kabupaten Grobogan yang disiarkan melalui akun Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (23/1/2024).
Orang nomor satu itu pun meyakini bahwa petani senang saat harga gabah naik. Adapun, dia bercerita pada 2021 harga gabah berkisar di Rp4.200-Rp4.300 per kilo gram dan saat ini menginjak di Rp7.600-Rp7.800.
"Namun, kalau harga gabahnya sudah Rp7.800, harga berasnya berapa? Panjenengan [petani] senang, tetapi masyarakatnya [tidak], saya yang disemprot," ujarnya dalam forum tersebut.
Oleh sebab itu, Presiden Ke-7 RI itu menegaskan bahwa sebenarnya pemerintah ingin menjaga keseimbangan harga, hal ini ditujukan agar petani dan masyarakat sama-sama senang.
Namun, Kepala Negara menegaskan tidak mudah menjaga keseimbangan tersebut. Mengingat setiap kebijakan tentunya akan ada pro dan kontra sehingga meracik setiap program dinilainya perlu kejelian.
Baca Juga
"Jadi, pemerintah maju diseneni, mundur diseneni, ngetan diseneni, ngulon diseneni. Namun, itu ya tugas pemerintah, menyelesaikan persoalan, mencarikan solusi," kata Jokowi.
Lebih lanjut, Mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun menekankan bahwa petani mesti bersyukur kepada Allah SWT jika harga gabah naik. Bagi petani yang mengalami gagal panen di Jateng, pemerintah memberikan bantuan Rp8 juta per hektare sawah.
Dia memerinci bagi petani yang terdampak El Nino, banjir, hingga kekeringan maka antuan yang diberikan juga sudah telah diitung sebesar Rp8 juta per hektare.
Menurut Kepala Negara, jumlah bantuan itu sudah dikalkulasi secara matang oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan ditujukan untuk biaya produksi.
"Nanti moga-moga bapak/ibu dalam tiga empat bulan yang akan datang segera panen, kemudian dari situlah produktivitas bisa kita naikkan," pungkas Jokowi.