Bisnis.com, JAKARTA – Ekonom Senior Chatib Basri mengungkapkan Federal Reserve atau The Fed harus berhati-hati untuk menurunkan suku bunga, yang digadang-gadang bakal dipangkas tahun ini.
Chatib meyakini The Fed baru akan menurunkan suku bunga pada semester II/2024. Adapun hal yang masih menjadi tantangan dan perlu waspadai bagi The Fed, yaitu defisit AS yang masih cukup besar.
“Challenge-nya adalah defisit di AS masih besar, jadi akan ada kebutuhan bond issuance yang cukup besar,” ujarnya kepada wartawan di Hotel Saint Regis, Senin (29/1/2024).
Di sisi lain, Mantan Menteri Keuangan (2013-2014) tersebut menyebutkan jika kemungkinann resesi di AS mengecil, maka semakin sedikit masyarakat yang akan memegang obligasi.
“Demand bond akan turun, suplai naik, maka harga akan jatuh dan yield akan naik, ini yang akan membuat The Fed harus hati-hati dalam menurunkan tingkat suku bunga,” jelasnya.
Sementara dari sisi pertumbuhan ekonomi, AS akan tetap tumbuh sehingga probabilitas AS menuju jurang resesi akan semakin menurun.
Baca Juga
Terlebih, pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal IV/2023 sebesar 3,3% dan melampaui perkiraan para ekonom.
Sementara itu, target inflasi AS juga terpantau dalam posisi target The Fed, yakni 2% untuk dua kuartal terakhir.
Untuk itu, capaian inflasi dan cara The Fed merespon akan menjadi kunci dalam menentukan arah perekonomian AS pada tahun ini.
Melansir dari Bloomberg, Senin (29/1/2024), analis di ANZ Bank Ltd., termasuk Miles Workman juga berpendapat bahwa The Fed akan melangkah dengan hati-hati.
“Kami pikir The Fed kemungkinan akan mengulangi sikapnya yang bergantung pada data dan berhati-hati bahwa mereka bersedia bersabar,” jelasnya.
Dalam laporannya, mereka mengatakan bahwa The Fed akan berhati-hati terhadap percepatan kembali tekanan inflasi akibat pertumbuhan yang berada di atas tren dan ketahanan pasar tenaga kerja.
Berdasarkan data yang dipublikasikan pada Jumat (26/1/2024) angka inflasi AS terus mengalami penurunan yang mengejutkan. Indikator pilihan Fed melambat menjadi 2,9% pada Desember 2023, turun di bawah 3% untuk pertama kalinya sejak awal 2021.