Bisnis.com, JAKARTA - Menjelang pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) para investor memberikan peluang yang hampir sama bahwa bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed mulai menurunkan suku bunga pada Maret 2024.
Hal tersebut membuat konferensi dari ketua The Fed Jerome Powell menjadi sangat penting, dengan semuanya yang tergantung dalam bagaimana mereka membaca pada data ekonomi terbaru.
Adapun, analis di ANZ Bank Ltd., termasuk Miles Workman juga berpendapat bahwa The Fed akan melangkah dengan hati-hati.
“Kami pikir The Fed kemungkinan akan mengulangi sikapnya yang bergantung pada data dan berhati-hati bahwa mereka bersedia bersabar,” jelasnya, seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (29/1/2024).
Dalam laporannya, mereka mengatakan bahwa The Fed akan berhati-hati terhadap percepatan kembali tekanan inflasi akibat pertumbuhan yang berada di atas tren dan ketahanan pasar tenaga kerja.
Berdasarkan data yang dipublikasikan pada Jumat (26/1) angka inflasi AS terus mengalami penurunan yang mengejutkan. Indikator pilihan Fed melambat menjadi 2,9% pada Desember 2023, turun di bawah 3% untuk pertama kalinya sejak awal 2021.
Baca Juga
Di sisi lain, pengeluaran konsumen masih menunjukan penguatan, dengan adanya dorongan dari penurunan inflasi. Namun kekuatan ini mungkin masih membuat sebagian orang khawatir bahwa tekanan harga akan meningkat lagi.
“Panggung sudah siap bagi The Fed untuk mengambil langkah menuju penurunan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang. Kami memperkirakan The Fed akan mulai menurunkan kisaran target suku bunga dana federal pada bulan Maret sebagai upaya untuk melakukan soft landing,” jelas ekonom Bloomberg, Stuart Paul dan Estelle Ou.
Berdasarkan catatan Bisnis, para analis memperkirakan bahwa terdapat perdebatan yang lebih mendalam pada minggu ini.
Ekonom di Citi, Bank of America, dan sejumlah perusahaan lain mengatakan The Fed minggu depan dapat memberikan fleksibilitas tambahan dan menghilangkan referensi penguatan kebijakan tambahan. Lalu penurunan suku bunga akan memiliki irama yang berbeda dari kenaikan suku bunga yang agresif.
"Meskipun kita sudah pasti memasuki 'zona diskusi pemangkasan suku bunga' dan kami mengantisipasi hal ini akan menjadi topik utama [dalam agenda pertemuan bulan ini],” pungkas kepala ekonom di EY, Gregory Daco, yang juga berpendapat bahwa para pembuat kebijakan akan mewaspadai gejolak disinflasi.