Bisnis.com, JAKARTA –– Pengumuman suku bunga The Fed hasil pertemuan perdana Federal Open Market Committee (FOMC) pada 30-31 Januari 2024 diperkirakan masih mempertahankan suku bunga acuan pada level 5,25-5,5% .
Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Fed diperkirakan baru akan melakukan pemangkasan suku bunga acuan pada Maret 2024 mendatang. Sebagai antisipasi kebijakan penurunan suku bunga acuan the Fed, harga emas terus mendaki ke level baru. BUMN penjual emas, PT Antam Tbk. (ANTM), bahkan melego setiap gram senilai Rp1,132 juta pada hari ini, Minggu (28/1/2024). Mengejar harga tertinggi sepanjang masa Rp1,147 juta per gram.
Sementara itu melansir Bloomberg, Minggu (28/1/2024), menjelang pertemuan FOMC bulan ini, para investor memperkirakan bahwa bank sentral AS akan mulai menurunkan biaya pinjaman pada keputusan berikutnya pada Maret.
Investor meyakini, jika kebijakan penurunan bunga akan tersirat dalam sinyal pidato yang akan disampaikan oleh Ketua The Fed Jerome Powell dalam konferensi pers setelah pertemuan FOMC minggu depan. Keyakinan juga akan dipertegas dari data ekonomi yang akan dibacakan oleh Powell dan rekan-rekannya
Bloomberg menyebutkan sejauh ini inflasi AS melambat menjadi 2,9% pada Desember, di bawah 3% untuk pertama kalinya sejak awal 2021. Di sisi lain, belanja konsumen terus menguat, yang diperkirakan mendapat dorongan dari penurunan inflasi. Namun demikian, belanja konsumen yang meningkat juga dikhawatirkan berpotensi mengerek inflasi yang pada akhirnya menahan bank sentral menurunkan suku bunga.
Beberapa data lainnya, yaitu pembukaan lapangan kerja dan keyakinan konsumen akan dirilis pada Selasa depan, sementara indeks biaya tenaga kerja kuartalan dirilis pada Rabu. Sejumlah data tersebut akan membantu menginformasikan seberapa kuat prospek daya beli masyarakat di AS.
Baca Juga
Di negara lain, bank sentral di Inggris dan Swedia diperkirakan akan mempertahankan suku bunga, sementara tiga bank sentral Amerika Latin akan melakukan pemangkasan.
Data inflasi dan PDB kawasan Eropa, serta survei bisnis China juga akan menjadi fokus para investor, juga Dana Moneter Internasional (IMF) akan menerbitkan prakiraan baru pada hari Selasa.
Lebih lanjut, China merilis indeks manajer pembelian pada Rabu yang akan menjelaskan kondisi terkini dari negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia ini.
Sektor manufaktur dan jasa tercatat melemah sejak September, dengan penurunan aktivitas pabrik yang semakin dalam di tengah-tengah perbincangan tentang perlunya lebih banyak stimulus untuk mendukung pertumbuhan yang tersendat-sendat.