Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Food Estate Gunung Mas Panen Jagung & Singkong? Kementan Beberkan Hasilnya

Kementerian Pertanian (Kementan) menyampaikan perkembangan hasil panen dari food estate Gunung Mas di Kalimantan Tengah
Food estate Gunung Mas di Kalimantan Tengah/Kementerian Pertanian
Food estate Gunung Mas di Kalimantan Tengah/Kementerian Pertanian

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) membenarkan bahwa food estate Gunung Mas di Kalimantan Tengah saat ini sudah mulai panen jagung.

Sebelumnya, calon wakil presiden (cawapres) dari pasangan nomor urut 02 Gibran Rakabuming Raka mengklaim food estate Gunung Mas di Kalteng berhasil panen jagung, meskipun pada awalnya proyek tersebut dikhususkan untuk tanam singkong. 

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, panen jagung di food estate Gunung Mas menjadi bukti bahwa teknologi pertanian yang diterapkan sudah tepat dan sesuai harapan. 

Adapun, lahan food estate Gunung Mas yang ditanami jagung oleh Kementan, yakni seluas 10 hektare. Berdasarkan hasil ubinan panen jagung tersebut, Kementan mendapati rata-rata produktivitas jagung di lahan tersebut sebesar 6,5 ton per hektare.

“Dari awal kami sampaikan saat baru dilantik menjadi menteri kembali, bahwa kita pasti mampu menggarap lahan food estate tersebut. Kami tidak ragu karena teknologi pertanian kita sudah demikian maju. Kami harapkan segera dapat diikuti panen-panen selanjutnya,” klaim Amran dalam keterangan resmi, Rabu (24/1/2024).

Menurutnya, lahan food estate Gunung Mas tersebut punya potensi besar. Dia mangaku optimistis pemerintah mampu mengupayakan transformasi teknologi di lokasi tersebut.

Penggunaan benih unggul, irigasi dan pemupukan optimal disebut Amran sebagai kunci tanaman jagung di food estate Gunung Mas menghasilkan panen 6,5 ton per hektare.

“Untuk sebuah lahan bukaan baru, lahan ini sudah mampu memberikan produksi yang baik. Kita lihat hasilnya saat ini,” ucapnya.

Sementara itu, untuk tanaman singkong di food estate Gunung Mas, Amran memastikan akan segera dipanen setelah pertanaman jagung rampung.

Sebab, menurutnya, pada kunjungan awal ke lokasi food estate Gunung Mas, dia telah meminta para ahli pertanian di Kementan untuk melakukan analisa lapangan dan memastikan teknologi pertanian yang tepat.

“Kita punya ahli pertanian banyak, mereka tidak perlu diragukan kemampuannya. Saya yakin panen jagung akan dilanjutkan panen singkong. Saya sudah melihat progresnya cukup baik. Kita butuh waktu agar optimal nanti hasilnya,” ucapnya.

Sebagai informasi, Kementerian Pertanian menyatakan pihaknya bersama Kementerian Pertahanan melakukan penanaman jagung di lokasi food estate Gunung Mas seluas 10 hektare, di samping tanaman singkong yang lebih dulu ditanam Kementerian Pertahanan.

Adapun, saat ini food estate di Indonesia yang dikerjakan pemerintah tercatat berada di Humbang Hasundutan seluas 418,29 hektare, food estate Temanggung dan Wonosobo seluas 907 hektare dan diklaim telah berhasil panen komoditas hortikultura.

Selain itu, food estate di Kalimantan Tengah diklaim Kementan berhasil melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi lahan hingga mampu panen padi dengan produktifitas 5 ton per hektare. Begitu pula di Sumba Tengah NTT dan Kabupaten Keerom Papua yang telah mampu panen raya jagung seluas 500 hektare.

Sebelumnya, Guru Besar IPB University Dwi Andreas Santosa menilai deretan kegagalan food estate terjadi lantaran proyek pangan ambisius itu selalu mengabaikan kaidah akademis pengembangan lahan pertanian.

Adapun, empat pilar yang harus dipenuhi dalam menjalankan proyek pengembangan lahan pangan antara lain kelayakan tanah dan agroklimat, kelayakan teknologi, kelayakan infrastruktur dan kelayakan sosial ekonomi. 

"Seluruh food estate di Indonesia melanggar kaidah akademis dan melanggar empat pilar ini. Padahal ini harus perfect semua sebelum proyek tersebut berjalan dan menguntungkan. Satu saja pilar ini tidak diikuti pasti gagal," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper