Bisnis.com, JAKARTA — Perekenomian China menunjukkan gejala pemulihan pascapandemi. Hal itu ditandai dengan melonjaknya jumlah kunjungan turis pada periode liburan musim dingin 2023.
Hal itu diungkapkan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin. Menurutnya, pada periode akhir tahun, lokasi-lokasi wisata musim dingin di China menjadi sangat populer.
Pasalnya, libur musim dingin pada akhir 2023 dan awal 2024 ini merupakan liburan pertama pascapandemi Covid-19.
“Hal ini mencerminkan meningkatnya daya beli wisatawan China sekaligus minat atas pariwisata. Hal ini juga menunjukkan keyakinan dan kepercayaan diri bahwa perekonomian China mampu melewati masa-masa sulit," kata Wang kepada media di Beijing pada Senin (22/1/2024).
Lonjakan turis terjadi di sederet lokasi wisata musim dingin seperti Provinsi Liaoning, Jilin dan Heilongjiang serta sebagian daerah otonom Mongolia Dalam.
Menurut laporan yang dikeluarkan oleh Akademi Pariwisata China, diperkirakan ada lebih dari 400 juta turis yang melakukan liburan es dan salju pada akhir 2023 hingga awal 2024 di seluruh China.
Baca Juga
“Sedangkan pendapatan wisata es dan salju mencapai 550 miliar yuan [sekitar US$77,29 miliar]," tambah Wang.
Selama liburan tahun baru, pemerintah China mengungkapkan provinsi Heilongjiang menjadi tujuan lebih dari 6,6 juta perjalanan wisatawan, naik 173,7% dibandingkan 2022. Sementara provinsi Jilin naik 110% dan Liaoning meningkat 203,8%.
Ibu kota Heilongjiang di Harbin mencatatkan kunjungan wisatawan 3,05 juta orang selama tiga hari liburan Tahun Baru dengan pendapatan sebesar 5,91 miliar yuan.
Salah satu tujuan utama wisatawan di Harbin adalah Festival Es dan Salju yang dibuka sejak 17 Desember 2023. Festival itu dikunjungi 163.200 orang selama liburan tahun baru atau lima kali lebih banyak dibanding 2022.
Menurut Wang, konsumsi liburan masyarakat China meningkat serta wisata es dan salju yang berkembang, menunjukkan kuatnya vitalitas perekonomian China.
Hal itu, jelasnya, sejalan dengan apa yang ditekankan oleh Perdana Menteri China Li Qiang dalam pidato pembukaan World Economic Forum 2024 di Davos.
“China memiliki pasar yang sangat besar dan memiliki daya beli. Pasar China yang luas dan dalam tersebut akan memainkan peran penting dalam meningkatkan permintaan agregat global," ungkap Wang.