Bisnis.com, JAKARTA- Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan impor bahan baku/penolong mengalami penurunan 11,09% (year-on-year/yoy) dengan nilai impor sebesar US$161,16 miliar.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan nilai impor bahan baku/penolong turun dari periode 2022 yang mencapai US$181,26 miliar.
"Jika dibandingkan dengan tahun 2022 lalu impor bahan baku/penolong mengalami penurunan yaitu sebesar 11,09%," kata Pudji dalam konferensi pers, Senin (15/1/2024).
Adapun, penurunan impor bahan baku didorong oleh penurunan impor komoditas bahan bakar mineral (HS 27) kemudian besi dan baja (HS72), plastik dan barang dari plastik (HS 39).
Secara bulanan, impor bahan baku penolong turun 0,97% menjadi US$135,7 juta pada Desember 2023. Bahan baku penolong menyumbang setidaknya 72,15% dari total impor Desember 2023.
"Secara kumulatif sepanjang tahun 2023, total impor mencapai US$221,89 miliar atau turun sebesar 6,55% dibandingkan dengan tahun 2022," tuturnya.
Baca Juga
Lebih lanjut, Pudji menyebutkan nilai impor nonmigas mencapai US$186,06 miliar atau turun sebesar 5,57% sedangkan impor migas mencapai 35,83 miliar usd atau turun sebesar 11,35%.
Di sisi lain, tak hanya impor bahan baku/penolong yang mengalami penurunan secara bulanan. Impor barang modal mengalami persentase penurunan terdalam yaitu turun sebesar 10,51% atau senilai US$384,2 juta pada Desember 2023.
"Ini didorong oleh penurunan impor mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya, kemudian kendaraan dan bagiannya, serta kendaraan udara dan bagiannya," terangnya.