Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Chandra Asri (TPIA) Bangun Pabrik Bahan Baku Baterai EV, Gelontorkan Rp12,45 Triliun

Chandra Asri menggelontorkan dana sebesar US$800 juta atau setara dengan Rp12,45 triliun untuk membangun pabrik Chlor Alkali-Ethylene Dichloride (CA-EDC).
Perakitan baterai untuk mobil listrik/ Bloomberg
Perakitan baterai untuk mobil listrik/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA- PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) akan membangun pabrik Chlor Alkali-Ethylene Dichloride (CA-EDC) yang akan memproduksi bahan baku utama komponen battery pack electric vehicle (EV) yaitu kaustik soda basah sebanyak 400.000 ton per tahun. 

Adapun, pembangunan pabrik baru ini akan dimulai pada awal  2024. Chandra Asri menggelontorkan dana sebesar US$800 juta atau setara dengan Rp12,45 triliun, untuk membangun pabrik yang memakan waktu hingga 28 bulan ke depan. 

Direktur Legal, External Affairs & Circular Economy Chandra Asri Edi Rivai mengatakan selain kaustik soda basah, Pabtik CA-EDC juga akan memproduksi ethylene dichloride sebagai bahan kimia perantara pembuatan polyvinyl chloride (PVC) untuk plastik, biasanya dipakai pada pipa pada sektor konstruksi. 

"Pabrik CA-EDC Chandra Asri ini ditargetkan memiliki kapasitas produksi sebesar 400.000 ton per tahun caustic soda [sodium hydroxide] dan 500.000 ton per tahun ethylene dichloride [EDC]," kata Edi kepada Bisnis, Kamis (11/1/2024). 

Edi menerangkan, penggunaan kaustik soda basah umumnya digunakan dalam proses produksi pemurnian aluminium dan nikel yang merupakan bagian dari komponen battery pack EV. 

Adapun, pembangunan Pabrik CA-EDC merupakan langkah TPIA untuk masuk ke industri antara atau midstream. Pihaknya meyakini kapasitas produksi pabrik baru ini dapat mendukung pemenuhan supply chain kendaraan listrik domestik dan global.

"Pembangunan pabrik ini sebagai upaya kami untuk memfasilitasi pertumbuhan industri midstream untuk mendukung ambisi Indonesia dalam mendorong hilirisasi nilai tambah mineral dan mengurangj ketergantungan bahan kimia impor," ujarnya.

Berkenaan dengan kesiapan bahan baku, Edi menerangkan kebutuhan garam industri masih harus diimpor dari 2 negara yakni Australia dan India. Sebab, garam industri untuk produksi Chlor Alkali Plant harus memiliki NaCl minimal 97% dan pasokan yang memadai. 

Dia memastikan bahwa garam industri yang digunakan dalam proses produksi TPIA harus memenuhi persyaratan kualitas industri dan memenuhi standar mutu dan klasifikasi yang dipersyaratkan.

"Sedangkan bahan baku untuk ethylene dichloride, yaitu ethylene kami dapatkan dari produksi pabrik kami sehingga nantinya seluruh proses produksi akan lebih terintegrasi," tuturnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper