Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengadaan Impor KRL dan Retrofit, KAI Commuter Butuh Rp8,65 Triliun

KAI Commuter membutuhkan anggaran hingga Rp8,65 triliun terkait dengan rencana impor KRL baru.
Rangkaian kereta rel listrik (KRL) yang dikelola oleh anak perusahaan PT Kereta Api Indonesia/KAI (Persero) berada di dipo kereta, Depok, Jawa Barat, Sabtu (13/8/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Rangkaian kereta rel listrik (KRL) yang dikelola oleh anak perusahaan PT Kereta Api Indonesia/KAI (Persero) berada di dipo kereta, Depok, Jawa Barat, Sabtu (13/8/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – PT Kereta Commuter Indonesia atau KAI Commuter mengatakan rencana pengadaan rangkaian kereta (trainset) untuk peningkatan layanan KRL Jabodetabek akan membutuhkan dana sebesar Rp8,65 triliiun.

Direktur Utama KAI Commuter Asdo Artriviyanto mengatakan, kebutuhan dana tersebut untuk memenuhi upaya peremajaan dan penambahan armada KRL hingga 2027 mendatang. Upaya ini dilakukan melalui sejumlah cara, yakni impor, retrofit, dan juga pengadaan sarana trainset baru.

Dia memaparkan, dari jumlah tersebut, sekitar Rp3,65 triliun diantaranya diperoleh melalui pinjaman dari bank. Sementara itu, sebanyak Rp5 triliun akan diperoleh melalui penyertaan modal negara (PMN) dari pemerintah

“Kebutuhan capex pengadaan KRL baik impor dan retrofit ini diajukan Rp8,65 triliun, dari pemerintah itu PMN Rp5 triliun ke KAI yang akan dialirkan ke KCI,” jelas Asdo dalam konferensi pers di Kantor KAI Commuter, Kamis (11/1/2024).

Adapun, suntikan dana melalui PMN akan disalurkan secara bertahap hingga 2026. Secara terperinci, Asdo mengatakan KAI Commuter akan memperoleh PMN senilai Rp2 triliun pada 2024, kemudian masing-masing Rp1,5 triliun untuk tahun 2025-2026.

Asdo melanjutkan, saat ini pihaknya juga tengah mengupayakan impor sebanyak 3 rangkaian kereta. Dia menuturkan, trainset yang akan diimpor itu masing-masing akan terdiri atas 12 kereta atau gerbong.

Asdo mengatakan pihaknya menargetkan 3 rangkaian kereta impor tersebut sudah diterima oleh KAI Commuter pada tahun ini sehingga dapat dioperasikan untuk melayani pelanggan.

Adapun, KAI Commuter juga melanjutkan proses retrofit armada kereta eksisting yang akan dilakukan oleh PT Industri Kereta Api (Persero) atau Inka. Rencananya, sebanyak 4 trainset akan dikirimkan ke Inka secara bertahap pada tahun ini.

“Rencananya kita kirim 2 trainset Februari 2024, kemudian 2 lagi pada pertengahan tahun ini juga,” jelas Asdo.

KAI Commuter telah menandatangani kontrak dengan Inka untuk pengadaan 16 rangkaian kereta (trainset) baru dalam rangka penambahan kapasitas yang akan dikirimkan secara bertahap pada periode 2025-2026.

Sebelumnya, Direktur Utama Inka Eko Purwanto menuturkan pihaknya akan mulai memproduksi rangkaian kereta KRL pesanan KAI Commuter. Eko memaparkan, pihaknya akan mulai membuat 16 unit KRL pesanan KAI Commuter pada tahun ini. 

Meski demikian, dirinya tidak memerinci waktu pasti pembuatan trainset KRL tersebut. 

“KRL ini kami targetkan delivery-nya sudah bisa dilakukan pada awal-awal 2025,” kata Eko.

Eko memaparkan, pihaknya juga telah mendapat kontrak untuk melakukan proses retrofit pada 19 rangkaian KRL existing milik KAI Commuter. 

Dia menuturkan, proses retrofit rencananya akan dimulai pada semester II/2024. Eko menargetkan proses retrofit pada sejumlah rangkaian existing ini dapat dikirimkan ke KAI Commuter pada awal 2025.

Eko menambahkan, dari pemesanan trainset KRL tersebut INKA mengantongi nilai kontrak sebesar Rp3,8 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper