Bisnis.com, JAKARTA – Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) menegaskan komitmennya untuk netral dalam kontestasi pemilihan umum presiden atau Pilpres pada Februari 2024.
Pelaksana Tugas Harian Ketua Umum Kadin Indonesia, Yukki Nugrahawan Hanafi mengatakan, Pemilu 2024 merupakan momentum penting bagi pelaku usaha, bisnis, dan investasi di Indonesia. Oleh karena itu, dia berharap Pemilu 2024 berlangsung secara adil, jujur dan damai sehingga stabilitas nasional terjaga dan kondusif.
Yukki juga menegaskan, Kadin berkomitmen menjadi organisasi dunia usaha yang netral serta inklusif.
“Kadin Indonesia berkomitmen untuk menjaga netralitas danakan berfokus pada pertumbuhan ekonomi serta stabilitas politik jangka panjang,” kata Yukki, Rabu (10/1/2024).
Oleh karena itu, Kadin juga berupaya melibatkan berbagai asosiasi industri dan perusahaan anggota, serta peran penting pengusaha daerah melalui Kadin Daerah. Hal ini dilakukan untuk memastikan keberagaman pandangan dan kontribusi dalam pembangunan ekonomi nasional.
Adapun, Yukki melanjutkan dunia usaha menggarisbawahi pentingnya pelaksanaan transisi kepemimpinan yang damai. Hal ini mengingat tantangan perekonomian dari dalam dan luar negeri turut mempengaruhi target pertumbuhan perekonomian, bahkan pencapaian visi Indonesia Emas 2045.
Baca Juga
Sebagai informasi, Kadin akan mengadakan dialog bagi calon presiden (Capres) dalam Pilpres 2024 dengan mengangkat tema ‘Menuju Indonesia Emas 2045’. Agenda tersebut diketahui akan berlangsung pada hari esok, Kamis (11/1/2024) dan akan berlangsung di Djakarta Theater, Jakarta Pusat.
Yukki mengatakan bahwa dialog bersama dengan ketika capres ini akan berfokus terhadap perencanaan untuk mewujudkan Indonesia emas pada 2045. Terutama, isu yang berkaitan dengan potensi Indonesia agar dapat lolos dari kesulitan dan meningkatkan ekonomi sebagai negara berkembang.
"Kami juga ingin liat bagaimana perencanaan besar menuju Indonesia emas 2045. Indonesia emasnya 100 tahunnya sudah pasti tapi yang belum pasti ini, apakah kita bisa melalui apa yang kita sebut dengan middle-income trap ini kita tetap terjebak atau memang kita bisa lolos, atau positioning-nya seperti apa," kata Yuki.