Bisnis.com, JAKARTA – Bank Dunia memperkirakan perekonomian China tumbuh sebesar 4,5% pada 2024, melambat dari 2023 yang diperkirakan tumbuh sebesar 5,2%.
Bank Dunia menyatakan, perkiraan pertumbuhan 4,5% pada 2024 tersebut merupakan pertumbuhan yang paling lambat dalam tiga dekade, diluar periode pandemi Covid-19.
Perlambatan tersebut terutama disebabkan oleh konsumsi domestik yang diperkirakan akan tertahan, sementara krisis di sektor properti akan menghambat peningkatan investasi.
Bahkan, menurut Bank Dunia, tren perlambatan di China akan terus berlanjut hingga 2025, terutama yang dipengaruhi oleh investasi yang terhambat akibat peningkatan utang, hambatan demografis, serta menyempitnya peluang dalam mengejar ketertinggalan produktivitas.
“Pertumbuhan diperkirakan akan turun lebih lanjut pada 2025, menjadi 4,3%, di tengah berlanjutnya potensi perlambatan pertumbuhan,” tulis Bank Dunia dalam laporan Global Economic Prospects edisi Januari, dikutip Rabu (10/1/2024).
Bank Dunia menyatakan, meskipun dukungan pemerintah pusat dapat membantu meningkatkan belanja infrastruktur, tapi pemerintah daerah di China memiliki ruang fiskal yang terbatas untuk melakukan berbagai kebijakan.
Baca Juga
Pertumbuhan perdagangan juga diperkirakan tetap lemah pada 2024, sejalan dengan permintaan global yang lemah yang membebani ekspor. Sementara itu, pertumbuhan permintaan domestik yang lebih lambat akan menahan impor, termasuk logam.
Dengan perekonomian China yang melambat, Bank Dunia pun memperkirakan pertumbuhan di kawasan Asia Timur dan Pasifik akan melambat menjadi 2,5% pada 2024 dan 4,4% pada 2025.
Di luar China, pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut diperkirakan sedikit menguat, yaitu sebesar 4,7% pada 2024 dan 2025.
Hal ini ditopang oleh permintaan domestik yang solid, seiring dengan laju inflasi yang rendah, menguatnya pasar tenaga kerja dan didukung oleh aktivitas jasa yang membaik.