Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Mohammad Faisal mengungkapkan bahwa turunnya Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) pada Desember 2023 menjadi 133,9, sejalan dengan tren ekonomi ke depan.
Indeks yang menunjukkan ekspektasi untuk enam bulan ke depan tersebut, kata Faisal, sesuai dengan outlook Core, di mana kondisi global pada 2024 akan lebih lambat dari 2023.
“Ekonomi nasional juga kita prediksikan 4,9%-5% [2024], jadi ada potensi sedikit perlambatan yang akan berpengaruh terhadap lapangan pekerjaan dan ekspektasi dunia usaha yang sudah kelihatan penurunannya,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (9/1/2024).
Lebih lanjut, Faisal menjelaskan bahwa dari sisi investasi, akan cenderung stabil meski sejumlah investor menunggu hasil Pemilu 2024.
“Artinya menunggu hasil daripada Pilpres dan tim ekonomi itu terbentuk, ada investor yang wait and see, tetapi investasi untuk hilirisasi relatif tidak terpengaruh dan relatif kuat,” lanjutnya.
Dari sisi lapangan pekerjaan yang diekspektasikan menurun pada 2024, Faisal menyebutkan bahwa saat ini hilirisasi masih terbatas dalam penciptaan lapangan kerja, utamanya formal. Untuk itu, hal ini akan menjadi tantangan pada 2024.
Baca Juga
Hasil survei Bank Indonesia (BI) mencatat, ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi 6 bulan ke depan terpantau tetap optimis meski turun dari November 2023 yang sebesar 134,2 poin.
Tetap kuatnya IEK Desember 2023 didorong oleh ekspektasi terhadap penghasilan yang tercatat sebesar 139,7 pada Desember 2023, meningkat dari 138,0 pada November 2023.
Sementara ekspektasi terhadap kegiatan usaha dan ketersediaan lapangan kerja juga tercatat dalam zona optimis sebesar 132,2 dan 129,9, sedikit lebih rendah dari 133,2 dan 131,4 pada November 2023.
“Indeks Ekspektasi Konsumen [IEK] terhadap kondisi ekonomi 6 bulan ke depan tetap kuat ditopang oleh Indeks Ekspektasi Penghasilan,” kata Asisten Gubernur dan Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono.