Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) Rizal Kasli berpendapat kepastian perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia (PTFI) selepas 2041 menjadi krusial untuk kelanjutan eksploitasi tambang bawah tanah, Kucing Liar.
Rizal mengatakan, prospek Kucing Liar memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan torehan produksi tembaga dan emas dari PTFI di masa mendatang. Hanya saja, investasi untuk pengembangan produksi Kucing Liar saat ini sebagian terhalang masa konsesi yang berakhir pada 2041.
“Prospek Kucing Liar ini masuk dalam perencanaan Freeport setelah tahun 2041, di mana kita ketahui bahwa pada 2041 izin penambangan Freeport berakhir,” kata Rizal saat dihubungi, Rabu (10/1/2024).
Apabila kepastian perpanjangan kontrak belum diterima, Rizal mengatakan, komitmen investasi lanjutan PTFI untuk Kucing Liar bakal terkoreksi.
Di sisi lain, dia menuturkan, investasi untuk pengembangan infrastruktur tambang bawah tanah bakal menyita banyak modal.
“Apakah infrastruktur yang sekarang ada masih efisien dan secara teknis layak untuk digunakan setelah 2041,” kata dia.
Baca Juga
Kucing Liar, yang menjadi bagian dari kawasan Grasberg, diperkirakan menyimpan deposit tembaga mencapai 6 miliar pound dan emas sekitar 6 juta ounce. Masa produksi Kucing Liar diproyeksikan sampai 2053, dengan asumsi produksi komersial dimulai pada 2024.
“Pengembangan Kucing Liar kita di Grasberg masih sesuai dengan jadwal, kita harap dapat mulai produksi komersial pada 2030 mendatang,” kata President Freeport-McMoRan Kathleen Quirk lewat conference call FCX kuartal III/2023, dikutip Minggu (22/10/2023).
Adapun, aktivitas pengembangan praproduksi sudah dikerjakan sejak 2022 lalu dan diperkirakan bakal berlanjut hingga sekitar 10 tahun mendatang. Belanja modal diperkirakan menyentuh di rata-rata US$400 juta setiap tahunnya selama rentang 10 tahun tersebut.
Produksi tahunan dari Kucing Liar ditargetkan dapat menyentuh di level 550 juta pound tembaga dan 560.000 ounce emas saat masuk tahap komersial awal nantinya.
“Peningkatan produksi yang intensif ke level 550 juta pound tembaga dan 560.000 ounce emas akan dilakukan satu dekade ke depan,” kata dia.
Di sisi lain, dia menambahkan, FCX juga tengah melakukan eksplorasi tambahan di kawasan Grasberg selepas identifikasi atas potensi baru di Blok Deep Mill Level Zone (MLZ).
Lewat tiga blok tambang yang saat ini beroperasi di kawasan Grasberg, kapasitas produksi tahunan PTFI mencapai di angka sekitar 1,6 miliar pound tembaga dan 1,6 juta ounce emas.
“Katalis yang signifikan untuk kita saat ini adalah menyelesaikan smelter, saya kira itu akan menjadi alasan bagi kita dapat memperpanjang operasi dari umur dari sumber daya [Grasberg],” kata Quirk.