Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ESDM Masih Kaji RKAB Freeport, Butuh Waktu Lebih Lama dari Batu Bara

Kementerian ESDM masih mengkaji RKAB PT Freeport Indonesia yang diperkirakan membutuhkan waktu yang relatif panjang ketimbang batu bara.
Progres konstruksi smelter konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia di  Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Gresik, Jawa Timur, Rabu (29/3/2023)/Bisnis-Denis Riantiza Meilanova
Progres konstruksi smelter konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Gresik, Jawa Timur, Rabu (29/3/2023)/Bisnis-Denis Riantiza Meilanova

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) masih mengkaji Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) PT Freeport Indonesia (PTFI).

Plt Dirjen Minerba Bambang Suswantono mengatakan RKAB PTFI saat ini masih dievaluasi oleh Direktorat Pembinaan Pengusahaan Mineral. 

“RKAB Freeport on progress lagi proses di mineral agak panjang,” kata Bambang saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (4/1/2024). 

Bambang mengatakan evaluasi RKAB dari sektor mineral masih membutuhkan waktu yang relatif panjang ketimbang batu bara. 

Dia menuturkan sebagian badan usaha yang bergerak di bidang mineral masih memiliki catatan yang mesti diverifikasi oleh Kementerian ESDM.

“Mineral dari 700 [badan usaha] banyak yang punya catatan, sehingga harus kita crosscheck, ke badan usaha harus kita lengkapi,” kata dia. 

Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas mengatakan perseroan kemungkinan bakal memangkas 40% kapasitas produksi pada RKAB 2024 seiring dengan tenggat relaksasi ekspor konsentrat yang diputus pada Mei 2024. 

Konsekuensinya, penerimaan negara bisa susut sekitar 50% akibat penyesuaian rencana kerja tahun depan tersebut. 

Tony mengatakan kemungkinan penyesuaian itu mesti diambil lantaran izin relaksasi ekspor konstrat tembaga yang diberikan pemerintah hanya sampai Mei 2024.

 Sementara, kemampuan produksi penuh dari smelter Manyar di Gresik, Jawa Timur nantinya baru bisa dicapai pada Desember 2024. 

“Kalau peraturannya kemudian melarang ya sayang saja bahwa di RKAB kami 2024 ini kami terpaksa harus mengurangi sekitar 40% dari produksi, penerimaan negara juga berkurang sekitar 50% itu kan cukup besar,” kata Tony, Selasa (24/10/2023).

Tony mengatakan perseroan terus berkoordinasi dengan pemerintah ihwal kemungkinan relaksasi tambahan hingga Desember 2024 nanti. 

Dengan demikian, rencana produksi masih bisa ditetapkan progresif seiring dengan peningkatan jumlah tambang di sisi hulu pada tambang bawah tanah, Grasberg, Papua saat ini. 

Lewat tiga blok tambang yang saat ini beroperasi di kawasan Grasberg, kapasitas produksi tahunan PTFI mencapai di angka sekitar 1,6 miliar pound tembaga dan 1,6 juta ounce emas.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Leo Dwi Jatmiko
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper