Bisnis.com, KOTABARU - Plt Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Bambang Suswantono menyebut, standar keamanan tambang batu bara bawah tanah terbesar di Indonesia yang dikelola PT Sumber Daya Energi (SDE) di Kotabaru, Kalimantan Selatan sudah cukup bagus, bahkan hampir mirip dengan standar keamanan tambang PT Freeport Indonesia di Papua.
Hal tersebut disampaikan Bambang usai menyambangi tambang batu bara bawah tanah SDE 1 di kedalaman 180 kilometer pada Senin (18/12/2023).
“Sudah cukup bagus, hampir mirip dengan Freeport,” kata Bambang kepada awak media, Senin (18/12/2023).
Bambang menuturkan, sirkulasi udara di sepanjang area terowongan tambang cukup baik. Selain itu, lanjut dia, keadaan selama di tambang sangat nyaman.
“Bagus sekali,” ujarnya.
Adapun, Kementerian ESDM meresmikan produksi pertama tambang batu bara bawah tanah milik PT Sumber Daya Energi pada Senin (18/12/2023). Perusahaan ini terafiliasi dengan Qinfa Group Ltd asal China.
Baca Juga
Hingga saat ini, Qinfa Group telah menanamkan modalnya sebesar US$300 juta atau setara Rp4,6 triliun untuk membangun kawasan tambang batu bara bawah tanah SDE 1, dari tiga lokasi tambang SDE yang direncanakan di Kotabaru, Kalimantan Selatan.
Nilai tersebut akan terus bertambah seiring dengan rencana PT SDE untuk membangun tambang SDE 2 dan 3. Tambang-tambang tersebut didesain untuk memproduksi sebanyak 10 juta ton batu bara per tahunnya.
Menurut dokumen Persetujuan Studi Kelayakan dan dokumen lingkungan, PT SDE memiliki kapasitas maksimum produksi batu bara mencapai 20 juta ton per tahun sehingga akan menjadikan PT SDE sebagai perusahaan pertambangan batu bara terbesar di Indonesia yang memproduksi batu bara dengan metode tambang bawah tanah.
Dengan dimulainya operasi komersial, PT SDE diharapkan dapat membawa dampak positif bagi masyarakat di sekitar lokasi pertambangan, termasuk menciptakan lapangan kerja dan memberdayakan UMKM lokal.