Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi akan melakukan kunjungan kerja ke Korea Selatan dan China pada 9-13 Januari 2024.
Dalam kunjungan tersebut, Menhub akan menemui sejumlah pihak di kedua negara untuk membahas kerja sama di sektor perkeretaapian dan penerbangan. Di China, Budi Karya akan membahas kelanjutan kerja sama China dan Indonesia dalam pembangunan proyek kereta otonom atau Autonomous Rail Transit di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Budi Karya menuturkan, dirinya akan menemui Menteri Transportasi China Li Xiaopeng dan sejumlah pihak lainnya, di antaranya pimpinan China Railway Rolling Stock Corporation (CRRC) untuk membahas kelanjutan kerja sama pembangunan transportasi massal kereta otonom atau Autonomous Rail Transit (ART) untuk IKN.
“Beberapa hal yang kami bahas yaitu mulai dari Autonomous Rail Transit [ART] di IKN, jaringan komunikasi dan persinyalan kereta api berteknologi tinggi, hingga menjajaki peluang kerja sama terkait pesawat komersial,” jelas Budi Karya dalam keterangan resminya, Selasa (9/1/2024).
Selanjutnya, Budi Karya juga akan bertemu dengan pimpinan Huawei untuk menjajaki peluang kerja sama terkait sistem perkeretaapian cerdas dan berteknologi tinggi. Huawei merupakan perusahaan yang menggarap pembangunan jaringan komunikasi untuk Kereta Cepat WHOOSH.
Selain membahas kerja sama di sektor perkeretaapian, Menhub juga akan bertemu dengan pimpinan dari Commercial Aircraft Corp of China (COMAC) untuk menjajaki peluang kerja sama investasi di sektor penerbangan. Saat ini COMAC merupakan perusahaan pemasok utama pesawat dari maskapai dalam negeri Transnusa.
Baca Juga
Sementara itu, di Korea Selatan, pihaknya akan bertemu dengan Wakil Menteri Infrastruktur dan Transportasi Korea Selatan Sangwoo Park, pimpinan Korea National Railway (KNR) dan Eximbank untuk membahas kelanjutan kerja sama pembangunan LRT di Bali tahap 1 dari Bandara Ngurah Rai ke Central Park.
Dia mengatakan, LRT Bali akan menjadi transportasi massal berbasis rel pertama di Bali yang diharapkan dapat menjadi solusi dari masalah kemacetan. Dia menuturkan proses studi kelayakan telah dimulai pada awal Januari 2023
“Kita berharap Feasibility Study-nya yang sudah dimulai pada awal Januari 2023 lalu dapat diselesaikan pada pertengahan tahun 2024 ini,” kata Budi Karya.