Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wamen BUMN: Dana Utang Kereta Cepat dari China Segera Cair

Dana pinjaman dari China untuk membayarkan cost overrun proyek Kereta Cepat WHOOSH akan segera cair.
Kereta Cepat Jakarta Bandung di Stasiun Halim./ Dok. KCIC
Kereta Cepat Jakarta Bandung di Stasiun Halim./ Dok. KCIC

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo menyebut dana pinjaman dari China untuk membayarkan pembengkakan biaya (cost overrun) proyek Kereta Cepat WHOOSH akan segera cair.

Tiko memaparkan, pihak Indonesia dan China telah menandatangani kesepakatan pemberian pinjaman tersebut. Dia menuturkan, pinjaman tersebut nantinya akan dikucurkan dari China Development Bank (CDB) ke PT Kereta Api Indonesia (Persero) dalam bentuk suntikan modal.

Meski demikian, Tiko tidak memperinci secara detail besaran pinjaman yang akan dikucurkan ke PT KAI tersebut.

Sebagai informasi, PT KAI merupakan pemegang saham terbesar dalam konsorsium BUMN Indonesia yang membangun proyek Kereta Cepat.

"Angkanya [nominal pinjaman] saya lupa berapa, tetapi sudah tanda tangan. Sudah mau cair," kata Tiko di Jakarta, Senin (8/1/2024).

Adapun, Indonesia dan China telah menyepakati besaran cost overrun kereta cepat sebesar US$1,2 miliar beberapa waktu lalu. Dari jumlah tersebut, China Development Bank (CDB) akan memberikan dana pinjaman sebesar US$560 juta atau sekitar Rp8,3 triliun dengan asumsi kurs Rp15.100 per dolar AS.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi menjelaskan, pembayaran untuk cost overrun Kereta Cepat akan dibagi sesuai dengan porsi kepemilikan saham dengan konsorsium Indonesia sebesar 60 persen dan konsorsium China sebesar 40 persen.

Dengan demikian, konsorsium Indonesia akan membayar sekitar US$720 juta dan konsorsium China menanggung sekitar US$480 juta yang tersisa.

Dwiyana menjelaskan, dari total cost overrun yang akan dibayarkan oleh konsorsium Indonesia, sebanyak 25 persen akan dibayar menggunakan dana dari PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai pemimpin konsorsium.

“Kemudian, 75 persen itu dibayarkan menggunakan pinjaman yang telah disepakati dengan China Development Bank [CDB]," jelas Dwiyana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper