Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah telah menggelontorkan sebanyak 2,76 juta ton cadangan beras pemerintah (CBP) hingga 29 Desember 2023.
Dari total 2,76 juta ton itu, sebanyak 1,18 juta ton disalurkan untuk program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dan 848.696 ton untuk bantuan pangan beras tahap kedua, September -Desember 2023.
“Lalu, bantuan pangan beras tahap pertama di tahun lalu [2023] 640.590 ton, golongan anggaran 87.551 ton, dan tanggap darurat 2.302 ton,” jelas Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi dalam keterangan resminya, dikutip Sabtu (6/1/2024).
Arief menjamin, stok CBP untuk pelaksanaan bantuan pangan beras 2024 aman dan mencukupi.
Per 3 Januari 2024, sudah ada 1,4 juta ton stok beras yang diamankan di gudang Bulog. Jumlah tersebut akan terus bergerak, mengingat adanya program-program penyaluran beras dari pemerintah.
Jaminan ketersediaan stok pangan juga mulai dipersiapkan jelang Pemilu pada Februari 2024 dan Idulfitri pada April 2024. Pemerintah akan terus menyalurkan bantuan pangan serupa, sebagai bantalan ekonomi dan pendorong daya beli masyarakat.
Baca Juga
Tidak berhenti di situ, adanya program bantuan juga memiliki andil terhadap pergerakan inflasi nasional, terutama inflasi beras. Selain itu, penggelontoran bantuan pangan beras juga dapat menekan harga pasar dan mengendalikan inflasi beras itu sendiri.
Bapanas mencatat, pergerakan inflasi beras cukup terkendali bahkan deflasi 0,02% pada Juli 2023, saat pertama kali pemerintah luncurkan bantuan pangan beras tahap pertama periode Mei-Juli 2023.
Namun, inflasi beras bergerak naik pada Agustus dan September 2023, di mana sempat menyentuh level 5,61% pada September 2023. Tingginya inflasi beras di September 2023, dipicu oleh berkurangnya pasokan dan penurunan produksi akibat dampak El Nino.
“Sesuai arahan Bapak Presiden, kita sikapi dengan pengguliran kembali bantuan pangan beras. Ini kemudian terbukti dapat terus mengendalikan inflasi beras secara bulanan,” jelasnya.