Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah kembali melakukan importasi sejumlah komoditas pangan, seperti gula, beras, jagung, hingga daging ruminansia pada 2024, untuk memenuhi cadangan pangan pemerintah (CPP).
Berdasarkan hasil rapat terbatas (ratas) neraca komoditas, pemerintah bakal mengimpor gula konsumsi sebanyak 708.000 ton. Jumlah tersebut turun dibandingkan impor tahun sebelumnya sebesar 991.000 ton.
Pemerintah juga bakal mendatangkan 2 juta ton impor beras tahun ini. Berdasarkan informasi dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) kepada Bisnis, Jumat (5/1/2024), Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah mengeluarkan izin impor 2 juta ton beras sehingga Perum Bulog dapat melakukan penjajakan dengan negara eksportir beras mulai pekan depan.
Selanjutnya, pemerintah telah menugaskan Perum Bulog untuk mendatangkan jagung untuk peternak sebanyak 500.000 ton pada awal 2024. Adapun, sebanyak 250.000 ton impor jagung sudah masuk ke Indonesia dan sisanya akan tiba dalam waktu dekat.
Pemerintah juga telah menugaskan Perum Bulog untuk mendatangkan 100.000 ton daging kerbau, sementara kuota 50.000 ton daging kerbau dilimpahkan kepada swasta.
Lalu, ID Food mendapatkan penugasan untuk mendatangkan impor daging sapi Brasil sebanyak 20.000 ton.
Baca Juga
Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengungkapkan, pemerintah akan melaksanakan importasi gula. Sesuai dengan neraca komoditas, alokasi impor 2024 untuk gula konsumsi sebesar 708.609 ton (setara gula kristal putih/GKP) dan gula pemenuhan bahan baku industri 4,77 juta ton.
“Kemarin diputuskan sudah dari Pak Menko [Menteri Koordinator [Airlangga Hartarto],” kata Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan dalam konferensi pers capaian kinerja 2023 dan outlook perdagangan 2024, Kamis (4/1/2024).
Ditemui terpisah, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Budi Santoso mengakui bahwa kuota impor gula konsumsi turun sekitar 200.000 ton dibandingkan tahun sebelumnya sekitar 900.000 ton. Selain itu, realisasi impor gula konsumsi pada 2023 baru sekitar 56%.
Adapun, neraca komoditas ini akan dievaluasi per 3 bulan atau jika dibutuhkan. Kendati demikian, pemerintah memperkirakan kebutuhan impor gula untuk sementara waktu sebesar 708.609 ton.
“Mau ditambah atau dikurangi bisa, jadi nggak harus langsung sekian ribu. Bisa dikurangi, ditambahkan [kuota impor gula], misalkan perlu tambah kuota yang ditambah,” jelasnya.