Bisnis.com, JAKARTA – Keterbatasan armada pesawat masih akan menjadi salah satu tantangan utama yang membayangi pemulihan industri penerbangan pada 2024.
Ketua Forum Transportasi Penerbangan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Aris Wibowo menyebut, keterbatasan armada pesawat berpotensi menghambat pemulihan sektor penerbangan, baik dari sisi jumlah penumpang maupun jumlah penerbangannya.
Meski demikian, Aris menilai masalah ini akan teratasi dengan sendirinya. Dia menyebut, maskapai akan lebih gencar menambah armadanya, baik melalui pembelian ataupun sewa pesawat, jika melihat permintaan penumpang yang tinggi.
“Kalau permintaannya [penumpang] tinggi, maskapai pasti akan lebih willing [rela] untuk berinvestasi membeli atau menyewa pesawat. Dulu kan maskapai juga sempat ada periode mereka membeli pesawat besar-besaran,” jelas Aris saat dihubungi, Jumat (5/1/2024).
Kendati tidak memerinci kapan pemulihan jumlah armada ke level pra pandemi akan terjadi, Aris menyebut, penambahan jumlah pesawat akan terjadi sepanjang 2024-2025 mendatang. Apalagi, kata Aris, saat ini ada banyak jenis pesawat baru yang lebih ekonomis sehingga dapat meningkatkan efisiensi operasional maskapai.
Aris juga menyebut, masalah kurangnya armada di Indonesia kemungkinan bukan disebabkan oleh ketersediaan pesawat di pasar. Menurutnya, maskapai-maskapai kemungkinan tengah wait and see untuk menmbeli sejumlah pesawat jenis baru tersebut.
Baca Juga
“Mereka [maskapai] kemungkinan lagi melihat pesawat-pesawat jenis baru ini yang bisa meningkatkan efisiensi operasionalnya,” kata Aris.
Sementara itu, Aris menambahkan peningkatan jumlah penumpang pesawat pada 2024 tidak hanya akan berasal dari masyarakat yang sebelumnya sudah menaiki pesawat. Aris menyebut, akan ada sejumlah kelompok atau masyarakat yang berstatus sebagai pelanggan baru moda angkutan udara.
Menurutnya, akan ada masyarakat atau golongan pebisnis baru yang akan lebih memilih moda pesawat. Hal tersebut karena moda transportasi udara lebih cepat dari sisi waktu tempuh dan relatif lebih aman.
Dia mengatakan, tingkat pemulihan atau recovery rate sektor penerbangan akan kembali ke level prapandemi sekitar akhir 2024 hingga pertengahan 2025 mendatang.
Menurutnya, salah satu sektor yang perlu diperhatikan pemerintah pada 2024 mendatang adalah pengembangan bandara perairan. Aris mengatakan, bandara perairan memiliki potensi yang baik untuk meningkatkan konektivitas antarwilayah di Indonesia.
“Bandara perairan ini peluangnya baik di Indonesia karena kita adalah negara kepulauan. Jadi bisa meningkatkan konektivitas antarpulau dengan lebih baik,” kata Aris.