Bisnis.com, JAKARTA – PT Angkasa Pura I (AP I) dan PT Angkasa Pura II (AP II) resmi merger setelah Kementerian BUMN melalui PT Aviasi Pariwisata Indonesia atau InJourney membentuk PT Angkasa Pura Indonesia atau InJourney Airports pada Kamis (28/12/2023) kemarin.
Direktur Utama InJourney, Dony Oskaria, mengatakan InJourney Airports dan juga PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airports) akan menjadi subholding InJourney Group yang merupakan langkah transformasi di industri aviasi dan kebandarudaraan.
Dony mengatakan, dengan penggabungan ini, InJourney Airports akan berada di urutan ke-5 pengelola bandara terbesar di dunia dengan 172 juta penumpang per tahunnya. Jumlah ini mengalahkan operator bandara lain seperti Vinci Airports asal Perancis atau GMR Airports asal India.
“Dalam beberapa tahun ke depan InJourney Airports akan menjadi pengelola bandara terbesar ke 3 di dunia,” kata Dony dalam keterangan resminya, dikutip Selasa (2/1/2024).
Dia melanjutkan, pembentukan Angkasa Pura Indonesia akan menjadikan bandara-bandara di bawah InJourney Group lebih sehat dan profitable.
Adapun, beberapa langkah yang akan dilakukan InJourney Airports adalah meningkatkan pelayanan, transformasi strategi bisnis, serta memperkuat kualitas operasional dalam rangka menjadikan bandara sebagai face of the nation.
Baca Juga
Dony berharap, pembentukan InJourney Airports akan meningkatkan kualitas pelayanan sehingga wisatawan akan mendapatkan kesan serta pengalaman yang sama saat berada di seluruh bandara di Indonesia melalui standardisasi sistem operasi dan kebijakan.
Secara terpisah, Menteri BUMN, Erick Thohir, menuturkan, penggabungan ini merupakan salah satu upaya Kementerian BUMN untuk memperkuat pengelolaan bandara.
Dia menyampaikan, kehadiran InJourney Airports dan juga PT Integrasi Aviasi Solusi atau InJourney Aviation Services (IAS) sebagai subholding InJourney Group merupakan terobosan besar dalam sektor industri aviasi dan kebandarudaraan.
Erick menyebut, hal ini bentuk adaptif BUMN dalam menghadapi perubahan zaman. Dengan transformasi ini, Erick berharap pengelolaan bandara akan lebih terintegrasi dan efisien.
Transformasi di sektor pengelolaan bandara, menurutnya, menjadi keharusan dalam mengoptimalkan potensi sektor ekonomi, pariwisata, hingga logistik Indonesia.
"Yang terpenting, integrasi ini harus mampu meningkatkan kualitas pelayanan dengan adanya standarisasi sistem operasi dan kebijakan yang sama," ujar Erick.