Bisnis.com, JAKARTA -- Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menilai ekspansi manufaktur akan terus berlanjut seiring dengan permintaan pasar yang masih tinggi. Tercermin dari Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur Indonesia yang berada di level 52,2 pada Desember 2023.
Adapun, posisi PMI manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global itu menunjukkan peningkatan sebesar 0,5 poin dari November 2024 di level 51,7. Capaian tersebut menandai tren ekspansi manufaktur selama 28 bulan terakhir.
Ketua Umum Apindo, Shinta W. Kamdani mengatakan pelaku industri masih memiliki tingkat optimisme yang tinggi untuk melanjutkan ekspansi usaha atau investasi pada 2024.
"Dalam 6 bulan ke depan, kami melihat potensi peningkatan demand pasar terhadap produk manufaktur masih cukup tinggi," kata Shinta kepada Bisnis, Selasa (2/1/2024).
Meskipun, Shinta menjelaskan bahwa terdapat tingkat uncertainty yang lebih tinggi karena transisi kepemimpinan pemerintahan, permintaan ekspor produk manufaktur yang melemah karena perlambatan ekonomi global dan faktor eksternal lain.
Faktor-faktor tersebut tak pelak membebani biaya overhead hingga pelemahan daya saing usaha yang dapat menahan laju pertumbuhan konsumsi produk manufaktur.
Baca Juga
"Faktor tersebut bisa menahan laju pertumbuhan konsumsi produk manufaktur, khususnya konsumsi terhadap durable goods seperti produk automotif," ujarnya.
Di sisi lain, konsumsi dan permintaan juga dapat meningkat signifikan karena terciptanya pengadaan kampanye dan pemilu, momentum Ramadan, Lebaran, dan Imlek.
Shinta menilai, secara keseluruhan optimisme pelaku usaha untuk ekspansi pada tahun 2024 masih cukup besar selama stabilitas, kepastian, dan prediksi iklim usaha bisa dijaga.
"Selama stabilitas, certainty dan predictability iklim usaha atau investasi nasional bisa dipertahankan dan pasar domestik juga dijaga agar tidak mengalami pelemahan daya beli," pungkasnya.