Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenperin Dorong Hilirisasi Silika, Buka Penawaran Investasi Lokal & Asing

Kemenperin memastikan peta jalan hilirisasi pasir silika telah rampung dan dalam proses penawaran kepada investor.
Teknisi melakukan pengecekan rutin pada proyek PLTS Terapung Cirata, Purwakarta, Jawa Barat pada Selasa (26/9/2023). - Bisnis/Rachman
Teknisi melakukan pengecekan rutin pada proyek PLTS Terapung Cirata, Purwakarta, Jawa Barat pada Selasa (26/9/2023). - Bisnis/Rachman

Bisnis.com, DENPASAR - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memastikan peta jalan hilirisasi pasir silika telah rampung dan dalam proses penawaran kepada investor. Silika (SiO2) sebagai bahan baku semikonduktor memiliki potensi besar sebagai penghasil devisa negara dan penciptaan lapangan kerja. 

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Eletronika Kemenperin Taufiek Bawazier mengatakan, silika menjadi salah satu komoditas oksida yang memiliki fungsi besar untuk membangun industri semikonduktor. 

"Silika ini sekarang sudah mulai membangun dan berprogres, dan ada beberapa tempat di Kalimantan sedang kita cek," kata Taufiek dalam Jumpa Pers Kementerian Perindustrian 2023, dikutip Sabtu (30/12/2023). 

Dalam hal ini, Taufiek menegaskan hilirisasi silika menjadi salah satu langkah Kemenperin untuk menangkap potensi sumber daya alam yang memiliki nilai tambah besar. 

Selama ini, pengembangan semikonduktor dalam negeri belum optimal lantaran Indonesia belum memiliki industri pengolahan silika hingga menjadi wafer silikon, khususnya solar grade silicon (SGS). Upaya ini disebut dapat mendukung kemandirian industri photovoltaic (PV) module dan semikonduktor. 

"Artinya, bentuk pasir dan batu tadi bisa kita olah menjadi satu nilai tambah, termasuk sumber yang lain, monasit, niobium, dan lainnya yang fungsinya sangat luar biasa dan nilai tambahnya sampai ratusan dolar," tuturnya. 

Dari sisi potensi bahan baku industri PV dan semikonduktor, data BPS tahun 2022 menyebutkan bahwa potensi nilai substitusi impor untuk wafer silikon mencapai US$17,7 juta, US$120 juta produk semikonduktor, US$6,2 juta untuk solar cell tidak dirakit, dan US$65,9 Juta untuk solar cell dirakit. 

Berdasarkan Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas) Kemenperin, saat ini tercatat ada 21 perusahaan pengolahan pasir silika dengan kapasitas terpasang 738.536 ton per tahun dengan realisasi volume produksi dari 9 perusahaan pada 2022 sebesar 404.755 ton. 

"Kemenperin sudah membuat roadmap-nya semua, di mana titik sumber-sumber daripada bahan material tadi dan kita offering ke investasi yang memang nanti memberikan nilai tambah dan menyerap tenaga kerja," terangnya. 

Secara bertahap, hilirisasi silika menjadi salah satu contoh upaya penguatan untuk 39 kluster industri yang disertai juga dengan huluisasi sehingga sektor Industri Indonesia dapat berdikari dalam rantai suplai dalam negeri atau tidak memerlukan bahan baku/penolong dari luar negeri. 

Namun, salah satu tantangannya, yakni pembangunan manufaktur semikonduktor di Indonesia yang masih perlu keseriusan pemerintah Indonesia dalam membangun ekosistem semikonduktor

"Pembangunan industri ini butuh investasi, kita harapkan pendanaan dari dalam negeri, kalau tidak ada sumber dana besar dari dalam negeri, kita buka dari luar negeri, yang penting nilai tambahnya ada dalam negeri," pungkasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper