Bisnis.com, JAKARTA - PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) mengungkap status terkini operasional di pabrik olahan nikel milik salah satu tenant-nya, yakni PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) yang baru saja tertimpa musibah kebakaran akhir pekan lalu.
Adapun, ledakan tungku smelter PT ITSS yang berlokasi di kawasan industri PT IMIP, Morowali, Sulawesi Tengah itu tepatnya terjadi pukul 05.30 WITA pada Minggu (24/12/2023). Insiden tersebut menyebabkan setidaknya 13 orang meninggal dunia dan 46 korban terluka.
Kepala Divisi Media Relations PT IMIP, Dedy Kurniawan mengatakan operasional pada PT ITSS akan ditutup untuk sementara waktu seiring dengan proses investigasi yang masih berlangsung hingga saat ini.
"Ditutup sementara sampai proses investigasi dan perbaikan lokasi kerja selesai," kata Dedy kepada Bisnis, Senin (25/12/2023).
Pihaknya dan PT ITSS telah membetuk tim penanganan yang berkoordinasi langsung dengan berbagai pihak untuk memastikan insiden kecelakaan ini tidak terjadi lagi.
Dia juga berkomitmen bersama para tenant kawasan industri, termasuk PT ITSS untuk mengikuti aturan keselamatan kerja sesuai perundang-undangan sehingga insiden serupa tidak terjadi lagi.
Baca Juga
"Mengacu pada hasil investigasi yg hingga kini masih berlangsung, PT IMIP bersama tenant-nya akan melalukan evaluasi dalam berbagai aspek," tuturnya.
Dalam hal ini, PT IMIP akan menambah frekuensi training keselamatan kerja kepada para karyawan. Selain itu, induksi bagi karyawan baru dan briefing bagi karyawan yang akan bekerja atau mengerjakan proyek menjadi hal wajib yang harus diikuti oleh semua karyawan.
"Dari sisi teknis, manajemen juga akan mengevaluasi penggunaan alat keselamatan diri termasuk melakukan maintenance pabrik dan peralatan kerja," pungkasnya.
Sebelumnya, Dedy mengatakan bahwa sumber ledakan terjadi pada tungku smelter No. 41 yang terbakar, awalnya masih ditutup untuk operasi pemeliharaan. Saat tungku tersebut sedang tidak beroperasi dan dalam proses perbaikan, terdapat sisa slag atau terak dalam tungku yang keluar, lalu bersentuhan dengan barang-barang yang mudah terbakar di lokasi.
Dinding tungku lalu runtuh dan sisa terak besi mengalir keluar sehingga menyebabkan kebakaran. Akibatnya, pekerja yang berada di lokasi mengalami luka-luka hingga korban jiwa.
"Hasil identifikasi penyebab kecelakaan ini sekaligus menegaskan bahwa tidak ada tabung oksigen yang meledak seperti diinformasikan sebelumnya," ujar Dedy.