Bisnis.com, JAKARTA – Ekonom Senior Chatib Basri membeberkan bahwa perekonomian Indonesia mulai menunjukkan tanda-tanda perlambatan, yang tercermin dari konsumsi sekunder dan tersier masyarakat yang melemah.
Chatib mengatakan, tabungan kelompok masyarakat menengah ke bawah cenderung mengalami penurunan. Namun, di sisi lain konsumsi masyarakat kelas ini tetap kuat.
Data ini tercermin juga dari Mandiri Spending Index bahwa pola konsumsi masyarakat mulai defensif, di mana porsi terbesar konsumsi masyarakat kelas ini adalah pada kelompok makanan.
“Mungkin dia mulai melakukan dissaving. Artinya, bahwa mungkin konsumsi ini akan mulai melambat,” katanya dalam Seminar Outlook Perekonomian Indonesia, Jumat (22/12/2023).
Chatib yang juga Menteri Keuangan era SBY mengatakan bahwa kondisi ini menunjukkan fenomena perlambatan ekonomi, utamanya melihat pola konsumsi masyarakat yang turun pada barang sekunder dan tersier.
“Itu ciri dari ekonomi yang mulai melambat, dia mulai mengurangi permintaan terhadap secondary dan tersier goods. Jadi, porsi terbesar dari konsumsinya adalah makanan,” jelasnya.
Baca Juga
Adapun berdasarkan data Bank Indonesia, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) perbankan kembali melambat dan tercatat sebesar 3,04% secara tahunan pada November 2023.
Sementara itu, berdasarkan Mandiri Spending Index, disampaikan bahwa belanja masyarakat dari kelompok terbawah atau konsumen dengan saldo tabungan di bawah Rp1 juta, mulai menunjukkan perlambatan.
Secara bulanan, belanja masyarakat kelompok terbawah pada November 2023 sedikit lebih rendah dibandingkan dengan periode Oktober 2023.
Penurunan tingkat tabungan kelompok ini telah dimulai sejak Mei, yang menunjukkan tabungan masyarakat kelompok bawah berkurang dan mulai berdampak pada belanja mereka.