Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dear Cawapres, Ini Bocoran Sri Mulyani, OJK & BI agar Ekonomi Meroket

Menkeu Sri Mulyani, Ketua OJK Mahendra Siregar, dan Deputi Gubernur BI memberi pesan jelang debat Cawapres.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kedua kiri), Deputi Gubernur Bank Indonesia Juda Agung (kiri), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Mahendra Siregar (kedua kanan), dan Ekonom Senior Chatib Basri memberikan paparan saat acara Seminar Nasional Outlook Perekonomian Indonesia 2024 di Jakarta, Jumat (22/12/2023). JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kedua kiri), Deputi Gubernur Bank Indonesia Juda Agung (kiri), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Mahendra Siregar (kedua kanan), dan Ekonom Senior Chatib Basri memberikan paparan saat acara Seminar Nasional Outlook Perekonomian Indonesia 2024 di Jakarta, Jumat (22/12/2023). JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Deputi Gubernur Bank Indonesia Juda Agung, dan Ketua Dewan komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar, memberikan sejumlah pesan kepada ketiga calon wakil presiden yang akan beradu argumen terkait isu ekonomi pada debat cawapres malam ini, Jumat (22/12/2023). 

Sri Mulyani, Juda, dan Mahendra memberikan resep bagi para cawapres terkait strategi untuk mengejar pertumbuhan ekonomi yang tinggi ke depan.

Sri Mulyani mengatakan, Indonesia saat ini masih menghadapi sejumlah masalah struktural, misalnya terkait infrastruktur dan SDM, yang tidak dapat diselesaikan dalam waktu yang cepat, bahkan hanya dalam 1 dekade. Oleh karena itu, peningkatan investasi harus difokuskan untuk menyelesaikan permasalahan fundamental di dalam negeri.

“Cyclical juga penting karena kita tidak menjaga ekonomi seperti di jalan tol lurus tanpa hambatan, selalu terjadi shock yang sering terjadi dan shock itu bisa saja mengubah arah kebijakan,” katanya dalam acara Seminar Outlook Perekonomian Indonesia, Jumat (22/12/2023).

Selain itu, Sri Mulyani mengatakan bahwa perkembangan perekonomian dunia juga perlu diwaspadai. APBN misanya, telah menjadi countercyclical dan shock absorber yang sangat efektif dalam meredam risiko global.

“Untuk produktivitas, jaga APBN-nya agar sehat, kuat, dan kredibel,” jelasnya.

Senada, Juda menyampaikan bahwa untuk meningkatkan PDB potensial sebesar 5%, harus dilakukan reformasi pada permasalahan struktural.

Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan pembangunan infrastruktur dan melanjutkan program hilirisasi.

“Tentu saja hal-hal ke depan, termasuk RnD [research & development], education, dan sebagainya adalah hal-hal yang harus menjadi PR bersama,” kata Juda.

Lebih lanjut, Mahendra mengatakan prioritas pembangunan harus tetap dilanjutkan, meski terdapat tantangan, baik dari sisi domestik maupun global. 

“Fokus kita, strategi kita jelas untuk menjalankan mesin-mesin pertumbuhan dan semua energi, konsentrasi, sinergi bangsa ada pada langkah-langkah itu,” kata dia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper