Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Mulyani Beberkan Biang Kerok yang Hantui Prospek Ekonomi 2024

Menkeu Sri Mulyani membeberkan penyebab atau biang kerok yang menghantui prospek ekonomi pada 2024.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kiri) dan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Mahendra Siregar (kanan), dan Ekonom Senior Chatib Basri memberikan paparan saat acara Seminar Nasional Outlook Perekonomian Indonesia 2024 di Jakarta, Jumat (22/12/2023). JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kiri) dan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Mahendra Siregar (kanan), dan Ekonom Senior Chatib Basri memberikan paparan saat acara Seminar Nasional Outlook Perekonomian Indonesia 2024 di Jakarta, Jumat (22/12/2023). JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa ketidakpastian pasar keuangan global mulai mereda seiring dengan suku bunga kebijakan Federal Reserve (The Fed) yang berpotensi turun pada tahun depan.

Sri Mulyani mengatakan, suku bunga the Fed diperkirakan turun pada semester kedua 2024, dari yang sebelumnya diproyeksi bertahan pada level yang tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama.

“Ini beri harapan paling tidak muncul optimisme karena situasi berarti shock yang terburuk dari kenaikan suku bunga sudah dilewati,” katanya dalam Seminar Outlook Perekonomian Indonesia, Jumat (22/12/2023).

Namun demikian, menurut Sri Mulyani, masih ada dua risiko dari sisi global yang perlu diwaspadai. Pertama, perlambatan ekonomi China yang merupakan salah satu negara mitra dagang terbesar Indonesia.

Dia memaparkan, perekonomian China saat ini menghadapi masalah aging population dan kredit bermasalah di sektor properti. Menurut Sri Mulyani, kedua persoalan ini tidak bisa diselesaikan dengan kebijakan secara cepat.

“Kalau masalah properti dan NPL [kredit bermasalah], dari sisi itu juga tidak akan bisa [diselesaikan secara cepat], kalaupun dilakukan restrukturisasi, tidak akan immediately memberikan pengaruh kepada growth. Jadi, ini akan memberi masalah fundamental,” jelasnya.

Kedua, yaitu risiko dari fragmentasi geopolitik yang menyebabkan dunia tidak lagi terglobalisasi, melainkan terpecah dan menimbulkan downside risk.

“Jadi kita tetap akan menghadapi 2024 yang eksternalnya tidak friendly dan punya masalah fundamental,” kata Sri Mulyani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper