Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mewanti-wanti agar penyaluran kredit tidak direm pada 2024 dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan sebesar 5,2%.
Sri Mulyani mengatakan kinerja investasi di dalam negeri mulai membaik, yang tercermin dari laju pertumbuhan kredit yang meningkat, meski belum setinggi yang diharapkan.
Dia pun mengingatkan, penyaluran kredit pada tahun depan jangan sampai melambat agar tidak mengganggu perkembangan investasi ke depan.
“Makanya disampaikan jangan sampai 2024 ada sedikit ngerem untuk credit growth, ini nanti akan jadi persoalan dari sisi investment,” katanya dalam Seminar Outlook Perekonomian Indonesia, Jumat (22/12/2023).
Dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, imbuhnya, dari sisi fiskal, pemerintah akan tetap mendukung termasuk dari sisi fundamental jangka panjang.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menyampaikan bahwa ruang penyaluran kredit perbankan pada tahun ini masih lebar dengan melihat kondisi likuiditas dan kecukupan modal perbankan.
Baca Juga
Menurut Mahendra, faktor Pemilu tahun depan, di mana banyak investor dinilai akan wait & see, tidak akan menjadi faktor penghambat bagi perbankan untuk menyalurkan kredit.
“Jadi sebenarnya dukungan dan kesiapan dari sektor jasa keuangan untuk menopang apa yang menjadi fokus prioritas konsentrasi di 2024 juga baik. Saya rasa tidak ada isu di sana,” kata dia.
Adapun, Bank Indonesia mencatat kredit perbankan tumbuh sebesar 9,74% secara tahunan pada November 2023, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 8,99%.
Secara sektoral, pertumbuhan kredit ini ditopang utamanya oleh sektor perdagangan, industri, dan jasa dunia usaha.
BI pun melihat bahwa perbankan masih memiliki ruang yang cukup untuk menyalurkan kredit, baik pada tahun ini maupun tahun depan.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Juda Agung mengatakan dari sisi likuiditas, alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) perbankan tetap terjaga tinggi, sebesar 26,04%. AL/DPK ini juga lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata historis yang sebesar 20%.
Dengan kondisi ini, Juda mengatakan kapasitas perbankan dalam menyalurkan kredit masih cukup kuat.
“Pertumbuhan kredit kami perkirakan bahkan lebih tinggi dari tahun ini, 10-12%. Dengan perkembangan itu, PDB di 2024 kami perkirakan masih bisa di atas 5% dengan range 4,7-5,5%,” kata Juda.